I Say ” I Love U ” – Chapter 2

(Chapter 2)

Pagi-pagi sekali Seung-Gi sudah terbangun. Ia bergegas menyiram bunga-bunga agar tidak layu dan segera mengikat bunga yang akan ia antarkan lagi pagi ini ke Gedung SM Entertainment. Setelah semua bunga yang dipesan telah selesai ia ikat, Seung-Gi pun segera mandi dan bersiap pergi. Namun, sebelum pergi tidak lupa ia menyiapkan kopi susu kesukaan ayahnya terlebih dahulu. Ayah Seung-Gi memang penggemar kopi susu, tak heran jika di dalam lemari dapur mereka selalu tersedia kopi susu instan yang sudah siap diolah ketika Seung-Gi tidak ada di rumah. Dengan senang hati ayahnya pun menikmati setiap tegukan kopi susu yang mengalir di tenggorokannya. Ahh.. sungguh nikmat. Setelah selesai bersiap-siap, Seung-Gi pun segera meminta izin kepada ayahnya,“ appa, Seung-Gi berangkat dulu ya .. appa hati-hati di rumah… “ izinnya kepada ayahnya.

“ iya, kamu juga hati-hati ya.. “ pesan ayahnya.

appa, jika nanti Joong-Ki datang bilang saja kalau aku dan dia bertukar tujuan ya appa.. “ pintanya kemudian.

“ ya, appa mengerti.. mungkin dia tidak masuk lagi hari ini Seung-Gi “ jawab ayahnya.

“ tidak mungkin appa, dia pasti masuk hari ini. Dia itu, jika sudah merasa baikan sedikit maka ia akan langsung masuk kerja appa. Dia juga keras kepala, susah sekali menyuruh anak itu agar beristirahat sebentar.. “ terang Seung-Gi kepada sang Ayah.

“ mana mungkin dia mau beristirahat barang seharipun Seung-Gi, jika di tempat kerjanya ada orang yang sangat di cintainya” ucap ayahnya juga.

“ hmm.. appa, maaf aku tidak ada waktu membahas masalah ini. Aku akan segera berangkat .. ingat yah appa “ sahut Seung-Gi.

“ baiklah. Kau hati-hatilah. “ sahut ayahnya.

“ oke “. Sahut Seung-Gi lagi.

Lalu, Seung-Gi pun segera mengayuh sepedanya perlahan. Ketika belum jauh ia pergi, ia berpapasan dengan Joong-Ki. Namun, Seung-Gi tidak melihat Joong-Ki. Ia terus saja melaju sambil terus mengkhayal berkenalan dengan Suho. Benar saja dugaan Seung-Gi bahwa Joong-Ki pasti masuk kerja hari ini. Ketika Joong-Ki melihat Seung-Gi membawa bunga di sepedanya, ia pun berteriak-teriak memanggil Seung-Gi, namun Seung-Gi tidak mendengar panggilannya. Akhirnya, Joong-Ki pun melanjutkan perjalanannya ke rumah Seung-Gi. Ia cukup penasaran kemana Seung-Gi akan mengantarkan bunga-bunga itu, karena Seung-Gi pergi berlawanan arah yang seharusnya ia pergi menuju utara, tetapi kini ia pergi menuju selatan. Dengan hati penuh tanya, Joong-Ki pun sampai di rumah Seung-Gi dan ketika bertemu dengan ayah Seung-Gi, iapun segera bertanya, “ Tuan Shin, tadi saya melihat putri anda membawa banyak bunga ke arah selatan, bukannya seharusnya dia pergi ke arah utara? kemana dia? “ tanyanya dengan rasa penasaran tinggi.

“ohh, dia saya suruh untuk mengantarkan bunga ke gedung SM Entertainment lagi, karena saya pikir kamu tidak masuk lagi hari ini Joong-Ki. Lalu kenapa kamu sudah masuk? Apa sudah baikan? “ tanya Ayah Seung-Gi juga.

“ ya, saya sudah baikan sekarang Tuan, sudah tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Tetapi putri anda pergi sendiri Tuan, sementara tujuan SM Entertainment merupakan tugas saya. Saya harus segera….. “ ujar Joong-Ki belum sempat menyelesaikan kalimatnya karena sudah dipotong oleh ayah Seung-Gi.

“ tidak usah Joong-Ki, tidak apa-apa.. dia bisa sendiri. Kemarin dia juga sudah kesana.. “ ujar ayah Seung-Gi.

“ apa? Jadi kemarin juga? “ tanyanya mengulangi.

“ benar, kemarin juga ia menggantikanmu kesana.. “ sahut ayah Seung-Gi.

“ kalau begitu saya harus segera menyusulnya sekarang Tuan “ ucap Joong-Ki sembari bersiap hendak melangkah pergi, namun di tahan dengan segera oleh ayah Seung-Gi.

“ tidak apa-apa Joong-Ki .. “ tahan ayah Seung-Gi.

“ tapi, saya khawatir terjadi sesuatu padanya nanti, Tuan “ ujar Joong-Ki.

“ tidak, tidak akan terjadi. Percayalah. Sekarang tugasmu bertukar tujuan dengan Seung-Gi. Kau antarlah bunga-bunga itu ke perusahaan Samsung Electronics di Seocho Town Seoul sekarang, mereka akan mengadakan pertemuan besar. Segeralah, kalau tidak kau akan terlambat Joong-Ki. “ perintah ayah Seung-Gi.

“ tapi Tuan… “ ujarnya sedikit kecewa.

“ Joong-Ki, tidak apa-apa. Ini keinginan Seung-Gi. Mungkin ia sudah bosan ke perusahaan Samsung terus. Biarkan saja dia. Kau kan tahu dia itu keras kepala “ ujar ayah Seung-Gi.

“ baiklah. Kalau begitu, saya pergi dulu Tuan “ kata Joong-Ki pada akhirnya.

“ ya, berhati-hatilah… “ pesan ayah Seung-Gi.

Akhirnya, walau dengan sedikit rasa kecewa karena ia tidak diizinkan untuk menemani Seung-Gi mengantar bunga, ia pergi sendiri menuju Perusahaan Samsung Electronics di Seocho Town Seoul. Ia juga cukup penasaran, mengapa Seung-Gi memintanya bertukar arah tujuan. Mungkin ada sesuatu. Pikir Joong-Ki. Ia terus menyusuri jalan menuju Perusahaan Samsung, untuk mengantarkan bunga-bunga yang akan digunakan untuk sebuah acara pertemuan Besar.

*****

Seung-Gi terus mengayuh sepedanya perlahan, sesekali Ia tersenyum karena membayangkan akan berjabat-tangan dengan Suho. Tidak lama kemudian, sampailah Ia ke gedung SM Entertainment. Setelah memarkirkan sepedanya seperti kemarin, Iapun segera masuk membawa bunga-bunga tersebut dan memberikannya kepada manager SM Entertainment. Jika kemarin Ia datang ke gedung SM Entertainment hanya bertujuan untuk mengantarkan bunga saja, maka hari ini dan selanjutnya ada tujuan lain yang telah ia rencanakan, yaitu bisa melihat model tampan yang telah mencuri hatinya. Seung-Gi pun bergegas melangkah ke ruangan yang kemarin menjadi tempat pemotretan. Ia ingin melihat Suho. Namun, ia tidak menemukan Suho maupun teman-temannya di sana, “ di mana dia? Mengapa Ia tidak ada disini? Apakah hari ini bukan jadwalnya untuk melakukan pemotretan? Bahkan teman-temannya yang kemarinpun tidak ada di sini. “ tanya batin Seung-Gi bertubi-tubi.

Seung-Gi terus melihat kesana-kemari kekanan dan kekiri. Tetapi ia tidak menemukan Suho di tempat itu. Akhirnya dengan sedikit langkah gontai iapun keluar dari ruangan itu. Di luar ruangan itupun Ia masih melihat kesana-kemari sambil terus berjalan menyusuri gedung SM Entertainment. Sesekali Ia mengintip kesetiap ruangan yang ada. Ia hampir putus asa karena tidak menemukan Suho, pujaan hatinya itu. Ia tidak bisa membayangkan jika hari ini tidak bertemu Suho, betapa ia terjebak di dalam lubang kerinduan. Dengan secercah harapan, ia masih terus mengintip setiap ruang demi ruang yang ada. Sampai ketika ia membaca sebuah tulisan pendek yang terletak di pintu ruangan itu, “ EXO” bacanya lirih. Lalu berpikir sejenak, “ hmm, nama yang unik. Bagus dan keren. Simple. “ lanjutnya pelan.

Setelah membaca tulisan yang terletak di depan pintu tersebut, Seung-Gi pun memberanikan diri untuk mengintip melalui kaca kecil yang terletak di pintu tersebut. Betapa kagetnya ia ketika melihat Chanyeol, “ dia? Bukannya dia orang yang kemaren menggandeng model itu? “ tanyanya pelan pada dirinya sendiri, lalu seakan mengetahui sesuatu iapun semakin mendekat ke pintu tersebut, “ hm… kalau begitu, tidak salah lagi. Pasti dia juga ada di sini” ujarnya sembari mengedipkan sebelah matanya dan mulai tersenyum cerah.

Seung-Gi terus mengintip mereka latihan dance. Satu persatu personilnya ia perhatikan, “ hm, semuanya tampan. Tapi tetap saja lebih tampan…. itu dia! “ ungkapnya kemudian setengah berteriak ketika menemukan Suho, seseorang yang telah mencuri hatinya, “ ah, jadi dia salah satu personil EXO, ya.. ya.. ya.. “ ucapnya senang sembari meletakkan kepalan tangannya di bawah dagu dan mengangguk pelan.

Betapa senangnya Seung-Gi, ia bahagia karena ia bisa menemukan Suho. Saking bahagianya karena hatinya yang sedang melompat-lompat bahagia, ia tidak mendengar jika ada seorang kru SM Entertainment yang memanggilnya, sampai kru tersebut akhirnya menepuk pelan pundaknya. Seung-Gi pun sontak kaget bukan main. Seperti seorang yang ketahuan mencuri. Ia hendak langsung lari, tetapi rasanya tidak mungkin karena kru tersebut langsung menanyai dirinya.

mian, kau siapa? Sedang apa di sini? “ tanya kru tersebut dengan lembut.

“ umh.. a.. aku.. aku.. umh.. “ ujarnya gugup.

“ hm, kau ingin bertemu dengan salah satu dari mereka ya? “ tanya kru tersebut menebak.

“ umh, i.. iya.. “ sahutnya tanpa menyadari jawaban yang keluar dari mulutnya.

“ eh, ti.. tidak.. eh, iya.. “ sambungnya lagi sambil masih gugup.

“ sebenarnya, kau ingin bertemu atau tidak? Kau ingin bertemu dengan siapa? “ tanya kru tersebut.

“ iya, itu.. di.. dia “ tunjuknya pada Chanyeol.

Sebenarnya, ia hendak menunjuk Suho. Tetapi ketika gerakan Dance mereka berputar dan tepat ia sedang dalam posisi menunjuk seseorang. Akhirnya ia pun salah tunjuk. Melihat arah yang ditunjuk Seung-Gi, kru itupun mengangguk dan masuk ke dalam ruangan EXO.

“ kau tunggulah di sana, nanti akan saya panggilkan untuk anda “ ucap kru itu.

“ baik, gamsahamnida” balas Seung-Gi sembari menganggukkan kepalanya dengan pelan lalu pergi ke ruang tamu dan menyaksikan kru tersebut masuk tanpa mengetuk pintu.

*****

EXO tampak sedang sibuk latihan untuk mempersiapkan showcase mereka. Mereka berlatih beberapa jam untuk mendapatkan kesempurnaan, baik pada dance maupun vocal. Saat sedang serius latihan, tiba-tiba mereka berhenti serentak karena seorang kru yang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Hal ini sebenarnya sangat tidak di sukai oleh EXO. Menurut mereka jika masuk tanpa mengetuk pintu merupakan salah satu dari sekian banyak aturan tentang melanggar etika kesopanan. Lantas, merekapun kesal dengan kru tersebut.

“ ada apa?? “ tanya kai sedikit kesal karena latihannya terhenti sejenak.

“ maaf, aku lupa mengetuk pintu… kalau begitu aku ulangi ya.. “ ujar kru tersebut bersiap hendak melangkah keluar lagi setelah menyadari kekesalan Kai.

“ tidak usah, kau sudah terlanjur membuatku kesal. Ada apa? “ tanya Kai kemudian.

“ maafkan saya Jong-In-sshi, saya lupa… “ ujarnya meminta maaf pada Kai dan yang lainnya sembari sedikit menundukkan kepalanya.

“ Chanyeol-sshi, di luar ada yang menunggu anda dan ingin bertemu dengan anda.. “ ujarnya lagi kepada Chanyeol.

“ aku?? “ ujar Chanyeol tak percaya sembari menoleh heran ke arah teman-temannya.

“ ya.. segeralah kau temui dia, tampaknya ia sudah lama menunggu.. “ ujar kru tersebut sambil tersenyum halus kepada Chanyeol.

“ baiklah, Gamsahamnida.. hehee.. ada Fansku.. “ ujar Chanyeol PD dan seketika langsung membenarkan rambutnya yangs sedikit berantakan.

“ hoekkkkk.. “ ujar Baekhyun mengejek sembari menjulurkan lidahnya.

Chanyeolpun mengikuti kru itu keluar ruangan, “ di mana dia? “ tanya Chanyeol sembari melihat-lihat di sekitarnya.

“ dia di ruang tamu, silahkan.. “ jawab kru tersebut mempersilahkan Chanyeol untuk menemui Seung-Gi.

“ baik, gamsahamnida, Ahjeossi.. “ ujar Chanyeol sembari menundukkan sedikit kepalanya dan tersenyum.

“ ya.. jangan panggil saya Ahjeossi, ini sudah kesekian kalinya kau memanggilku seperti itu. Saya masih muda dan belum menikah.. “ ujar kru tersebut sedikit marah.

“ tetapi anda sudah 38 tahun, tuan.. “ ujar Chanyeol mengelak.

“ walaupun aku sudah 38 tahun, tapi aku masih muda Chanyeol-sshi.. segeralah kau temui fansmu itu.. “ ujar kru tersebut.

“ ok” ujar Chanyeol sembari meletakkan tangannya ke arah wajah yang sudah membentuk tanda OK dan berjalan menuju ruang tamu.

Setelah itu, kru tersebutpun kembali melanjutkan pekerjaannya.

Chanyeol berjalan menyusuri gedung ke arah ruang tamu. Setelah menemukan ruang tamu, iapun segera masuk dan menyapa Seung-Gi, “Annyeonghaseyo “ sapa Chanyeol dengan ceria.

Annyeong… loh?? “ balas Seung-Gi sedikit kaget karena ia sudah mengira bahwa yang datang adalah Suho, tetapi ternyata Chanyeol.

“ ya? Anda ingin bertemu saya? “ tanya Chanyeol sedikit memastikan.

Seung-Gi pun terkejut dan mendadak melunturkan senyumannya karena bukan Chanyeol orang yang sebenarnya ingin ia temui, “ inikan pria yang kemarin menggandeng model itu.. “ ujarnya dalam hati.

“ hello.. “ sapa Chanyeol lagi setelah melihat Seung-Gi yang sedikit bingung.

“ i.. iya, maaf sudah mengganggu anda… “ ujar Seung-Gi pada akhirnya.

“ ya, tidak apa-apa. Ada yang ingin anda berikan? “ tanya Chanyeol sedikit PD karena mengira Seung-Gi adalah fansnya.

“ ah, ti.. tidak kok.. “ ujar Seung-Gi sedikit tersenyum menyengir, “ PD sekali orang ini “ ucapnya lagi dalam hati.

“ lalu?” tanya Chanyeol sedikit penasaran.

“ lalu? Sa.. saya hanya ingin.. “ jawab Seung-Gi sedikit bingung hendak mengatakan apa kepada Chanyeol.

“ apa? “ ujar Chanyeol tidak sabar.

“ umh, i.. itu saya hanya ingin mengatakan ka.. kalau anda menginjak kaki saya.. “ ujar Seung-Gi setelah merasa kakinya sedikit terinjak oleh Chanyeol.

“ oh, maaf.. saya tidak sengaja.. maaf ya.. yuk silahkan duduk.. “ ujar Chanyeol menyengir sembari menjauhkan kakinya dari kaki Seung-Gi dan mempersilahkan Seung-Gi duduk di tempatnya.

gamsahamnida.. “ ujar Seung-Gi tersenyum dan duduk di sofa.

“ tunggu, sepertinya saya pernah melihatmu sebelumnya. Bukannya kau yang kemarin gadis yang sedang memperhatikan kami ya?? “ tanya Chanyeol sedikit mengingat wajah Seung-Gi.

“ ah, benar.. maaf ya.. “ ujar Seung-Gi sembari tertawa kecil.

“ tidak apa-apa, kalau begitu siapa namamu? “ tanya Chanyeol.

“ nama saya Shin Seung-Gi, panggil saja Seung-Gi. Anda? “ jawanya memperkenalkan diri dan balas bertanya kepada Chanyeol.

“ Saya Park Chanyeol. Panggil saja Chanyeol atau hanya Yeol saja.. “ jawab Chanyeol sambil berjabat tangan dengan Seung-Gi.

ne, bangapta Chanyeol-sshi.. “ ujar Seung-Gi tersenyum.dan Chanyeol pun mengangguk.

“ iya, sama-sama.. oh iya, Chanyeol-sshi, bolehkah saya bertanya?” tanya Seung-Gi hendak mengutarakan sedikit keinginannya.

“ tentang apa?” jawab Chanyeol.

“ tentang teman anda, mungkin.. “ jawab Seung-Gi pelan.

“ temanku? Siapa? “ tanya Chanyeol sedikit mengernyitka dahinya.

“ yang kemarin menjadi foto model itu.. “ jawab Seung-Gi.

“ ah ya, kenapa? “ tanya Chanyeol.

“ tidak, saya hanya ingin tahu namanya dan mungkin sedikit tentang dia, bisakah anda menceritakannya? “ tanya Seung-Gi sembari sedikit membesarkan matanya.

“ baiklah. Namanya Kim Joon Myeon. Kami biasanya memanggilnya dengan sebutan Suho hyung. Dia leader di grub kami. EXO dan EXO-K. Ya, grub kami di bagi menjadi 2 subgrub, EXO-K dan EXO-M. Suho hyung menjadi leader di grub EXO-K, karena dia yang tertua diantara kami dan yang paling lama menjalani trainee atau pelatihan.. “ jelas Chanyeol sedikit mengangguk membenarkan perkataannya.

“ benarkah? Berapa lama?” tanya Seung-Gi.

“ sekitar 7 tahun Seung-Gi-sshi.. “ jawab Chanyeol.

“ wah.. lalu bagaimana dengan EXO-M ? “ tanya Seung-Gi ingin tahu.

“ EXO-M memiliki leader sendiri, namanya Wu Yi Fan. Kami biasanya memanggilnya Kris Hyung. Dia asli orang China. Dan EXO-M biasanya melakukan promosi di daerah China. Hanya ketika liburan dan latihan untuk Show besar saja kami bergabung,.. “ ujar Chanyeol.

“ oh begitu.. tentang leader EXO-K, Suho-sshi, berapa umurnya? Sepertinya dia terlihat sedikit lebih muda dari anda?” tanya Seung-Gi sedikit menyengir kuda.

“ benarkah? Jadi aku terlihat tua? “ ujar Chanyeol sembari meraba wajahnya sedikit.

“ tidak juga.. hehehe.. “ ungkap Seung-Gi sembari tertawa, membuat Chanyeol pun ikut tertawa bersamanya.

“ Suho hyung sekarang baru saja berumur 23 tahun. Sebentar lagi ia akan memasuki usia 24 tahun.. “ terang Chanyeol.

Mendengar kata ’23 tahun’, Seung-Gi pun tersenyum sambil membayangkan sesuatu, “ hmm, berarti tidak terlalu jauh perbedaan usia antara aku dan dia, hmm.. aku harus bisa mendekatinya.. salah satu caranya mungkin dengan mendekati temannya ini.. “ ucap Seung-Gi dalam hati sembari tersenyum dan mengangguk pelan.

“ hei, ada lagi yang ingin kau tanyakan? Silahkan tanyakan saja sesukamu.. “ tawar Chanyeol kepada Seung-Gi.

“ tidak, itu saja. Kenapa anda terlihat bersemangat sekali? Seperti saya akan memberikan sebuah wawancara untuk anda… “ tanya Seung-Gi sambil tertawa melihat semangat yang ada pada Chanyeol.

“ tidak, tidak ada apa-apa kok… hehehe.. “ jawab Chanyeol sembari tertawa kecil.       Chanyeol memang selalu kelihatan ceria dan semangat. Bahkan ketika ia sedang dalam suasana hati yang sedih pun ia akan tetap berusaha membuat orang lain terhibur, meski semua yang ia lakukan terkadang tidak sesuai dengan suasana hatinya. Itulah salah satu karakter yang banyak di sukai oleh orang-orang di luaran. Sifat yang mampu menutupi perasaan yang berlawanan, dan selalu membuat orang tertawa bahagia. Menurutnya, membuat seseorang menjadi bahagia itu adalah suatu kewajiban manakala diri ingin selalu di kenang oleh orang lain. karena itulah dia bisa membuat orang yang berada di sekitarnya menjadi terhibur dan senang sehingga itulah salah satu alasan mengapa ia di beri julukan ‘happy Virus’ atau pembawa virus yang bisa membuat orang di sekitarnya menjadi terhibur, “ oh ya, apakah kau akan datang ke sini lagi besok? “ tanya Chanyeol yang merasa sudah akrab dengan Seung-Gi.

“ ya… mungkin setiap hari, karena tugasku di sini sekarang.. “ jawab Seung-Gi sembari tersenyum halus.

“ oh, begitu… “ ujar Chanyeol pula sembari mengangguk pelan.

“ ya sudah, kalau begitu saya pamit pulang dulu Chanyeol-sshi.. gamsahamnida.“ pamit Seung-Gi sembari berdiri dan menundukkan sedikit kepalanya.

“ oke, sampai jumpa besok Seung-Gi-sshi.. “ ucap Chanyeol juga.

“ oh ya, Chanyeol-sshi bolehkah saya minta tolong? “ tanya Seung-Gi lagi.

“ dengan senang hati “ jawab Chanyeol sembari tersenyum lebar.

“ jika nanti teman-teman anda bertanya tentang percakapan kita, tolong anda jangan beritahukan kepada mereka kalau saya menanyakan tentang leader kalian.. “ pinta Seung-Gi.

“ hmm, memangnya kenapa? “ tanya Chanyeol.

“ tidak apa-apa, saya hanya tidak ingin ada orang lain yang tahu.. “ jawab Seung-Gi.

“ baiklah, ini akan menjadi rahasia kita. Kalau begitu hati-hatilah kau pulang” ujar Chanyeol.

“ OK. Besok dan seterusnya saya akan ke sini lagi.. gamsahamnida” ujar Seung-Gi.

“ ya, sama-sama” jawab Chanyeol juga.

Seung-Gi pun berjalan pelan keluar gedung SM Entertainment dan bersiap untuk pulang. Sebenarnya ia cukup kecewa karena bukan Suho yang menemuinya. Meskipun begitu, ia senang bisa berkenalan dengan Chanyeol dan akrab dalam sekejap. Ia pun tetap tersenyum. Meskipun tidak bertemu dengan orangnya, paling tidak ia bisa mengetahui siapa namanya dan sedikit tentang dia, “ aku yakin, besok atau kapan.. aku pasti bertemu dan bercakap-cakap dengan Suho-sshi… “ harapnya dalam hati sembari menatap gedung SM Entertainment dan memejamkan matanya sejenak menikmati hembusan angin yang menerpanya dan meniup lembut rambut panjangnya saat itu.

*****

Dari kejauhan Joong-Ki tampak sedang memarkirkan motornya di tempat parkir dan mengambil beberapa ikat bunga untuk ia berikan kepada direktur perusahaan tersebut. Joong-Ki berjalan menyusuri perusahaan itu lalu naik lift dan berhenti di lantai 3. Setelah keluar dari lift iapun berjalan lagi mencari sebuah ruangan yang bertuliskan ‘Director’. Setelah menemukan ruangan itu, iapun berhenti dan bertanya kepada seorang wanita yang duduk di depan ruangan itu. Wanita itu merupakan sekretaris kepercayaan direktur tersebut, “ maaf nona, apakah direktur ada di dalam? “ tanyanya kepada sekretaris itu.

“ anda ingin mengantar bunga? Kalau begitu silahkan isi buku tamu dulu” tanya sekretaris itu lembut.

“ ya” jawabnya singkat sembari mengisi buku tamu.

“ maaf tuan, direktur sedang keluar menjemput tamu yang akan menghadiri pertemuan di sini siang nanti.. “ jelas sekretaris itu.

“ oh ya? Kalau begitu, bunga ini aku taruh di mana? “ tanya Joong-Ki.

“ taruh di sini saja tuan, nanti akan saya sampaikan kepada direktur. “ jawab sekretaris itu.

“ ya, kalau begitu bunga ini, aku titipkan padamu ya, tolong sampaikan kepada direktur. Maaf saya tidak bisa lama-lama di sini, karena harus mengantar bunga ke tempat lain juga.. “ jelas Joong-Ki.

“ baik tuan “ ujar sekretaris tersebut.

“ kalau begitu saya pamit dulu.. “ pamit Joong-Ki bersiap hendak pergi namun ia lupa bahwa ia masih membawa pulpen yang ia gunakan untuk mengisi buku tamu tadi.

“ maaf tuan, pulpennya.. “ ujar sekretaris itu mengingatkan Joong-Ki yang hampir membawa pulpennya.

“ oh iya, saya lupa… maaf nona… “ ujar Joong-Ki berbalik dan menyerahkan pulpen itu kepada pemiliknya sembari tersenyum dan sedikit menyipitkan matanya sehingga membuatnya terlihat sangat manis saat itu dan seketika membuat sekretaris itu jatuh hati, “ omo! Tampan sekali. dia manis juga. Mengapa orang tampan seperti dia mau menjadi pengantar bunga? Mengapa ia tidak bekerja di sini saja? “ ungkap sang sekretaris setelah Kepergian Joong-Ki.

Ia tersenyum membayangkan jika Joong-Ki bekerja di perusahaan itu dan menjadi direktur, lalu ia yang akan menjadi sekretaris pribadinya, betapa senangnya bisa memandang direktur tampan setiap saat, pikirnya. Tapi….

*****

Tinggalkan komentar