Bulan yang berbentuk sabit seperti senyum nampak menghias di atas langit di temani ribuan bintang yang berkerlap-kerlip indah di suasana malam yang sudah larut ini. Hembusan angin malam yang sedikit kencang pun seakan menembus kulit membuat setiap orang yang sudah terlelap tidur semakin menarik selimutnya. Suho dan ibunya juga teman-temannya telah sampai di rumah sakit dan langsung menuju kamar Hyerin. Sesampainya di sana, ibu Suho membuka pintu kamar perlahan dan mendapati suami dan anaknya yang sedang terlelap. Iapun menarik sebuah kursi pelan-pelan dan duduk di samping tempat tidur Hyerin.
Suho masih belum mengantuk, ia keluar dari kamar Hyerin dan melihat teman-temannya sudah terlelap di kursi tunggu di depan kamar Hyerin. Suho pun tersenyum melihat mereka yang sedang terlelap kesana dan kemari. Lalu iapun memutuskan berjalan menyusuri rumah sakit mencari Toilet. Ketika dalam perjalanan menuju toilet, ia berhenti di depan sebuah ruangan yang di pintunya tertera nama “Shin Seung-Gi”. Iapun mengintip dari luar melalui pintu yang ditengahnya terdapat kaca untuk melihat kedalam. Ia melihat Lay ada di dalam kamar itu. Lay tampak sibuk mengurus dan merawat adiknya yang tengah terlelap. Walaupun ada dokter di sampingnya, ia tidak mengijinkan dokter itu menyentuh adiknya. Sang dokterpun hanya tersenyum dan memberi pengarahan kepada Lay. Suho yang menyaksikan perbuatan Lay pun hanya tersenyum kecil. Ia cemburu kepada Lay yang bisa merawat adiknya sendiri. Ia bisa melihat betapa Lay menunjukkan kasih sayang kepada Seung-Gi. Ia ingin seperti Lay, namun ia tak bisa. Karena ia tidak mengerti bagaimana cara merawat seseorang, “ sungguh beruntung seseorang yang menjadi Istri Lay kelak” ucap Suho pelan sembari berlalu menuju Toilet.
Setelah kembali dari Toilet, Suho memberitahukan tentang Lay kepada teman-temannya yang saat itu sudah terbangun.
“ Yeol, jika kau mencari Lay, dia ada di sebelah. Ia sedang merawat adiknya”. Ujar Suho.
“ ia selalu begitu. Padahal ini di Rumah Sakit. Sudah pasti ada Dokter. Tapi, ia tidak pernah ingin adiknya dirawat oleh tangan dokter. Ia hanya ingin, adiknya sakit dalam pelukannya dan sembuh dalam rawatannya”. Ujar Luhan sembari sedikit tersenyum.
“ duh, aku iri “ celetuk Baekhyun sembari memperbaiki posisi duduknya.
“ kalau iri, ikutin dong Hyung “ sahut Sehun.
“ ya, aku tidak punya adik” balas Baekhyun.
“ kan ada sehun “ sahut sehun PD.
“ aku tidak mau punya adik sepertimu. Kau nakal” ujar Baekhyun sedikit sinis.
“ ya, Hyung… sehun anak baik “ sahut Sehun sedikit lesu.
“ sudah-sudah. Kalian ini selalu saja berkelahi. Kalian membuat kami pusing. Sekarang daripada ribut, lebih baik jika kita mengunjungi Seung-Gi saja”. Ujar Xiumin menenangkan Baekhyun dan Sehun.
“ ayo. Hyung “ ujar Chanyeol bersemangat.
Merekapun beranjak mengikuti Xiumin menuju kamar tempat Seung-Gi dirawat. Sesampainya didepan kamar, Chanyeol menjadi orang pertama yang menangis. Ia kasihan dengan Seung-Gi. Biasanya Seung-Gi selalu ceria, namun kini ia terbaring lemah di atas tempat tidur. Walaupun belum genap seminggu ia mengenal Seung-Gi, namun ia merasa sudah sangat dekat dan akrab dengan Seung-Gi bahkan ia menganggap Seung-Gi seperti sahabat dan adiknya sendiri. Hal inilah yang membuatnya menjatuhkan airmata. Ketika Chanyeol sedang mengusap airmatanya, Lay pun keluar.
“ Lay Hyung “ sapa Chanyeol.
“ hmm.. kalian “ sahut Lay.
“ Lay Hyung, apa yang terjadi? “ tanya Chanyeol.
“ tidak apa-apa, Seung-Gi hanya butuh istirahat saja” jawab Lay.
“ syukurlah, kalau ia tidak apa-apa” ucap Chanyeol sedikit lebih tenang.
Chanyeol senang karena Seung-Gi tidak apa-apa, ia memang tidak memiliki rasa apapun, entah cinta ataupun suka kepada Seung-Gi. Dia hanya menganggap Seung-Gi sebagai sahabat dan adik yang pantas untuk dilindungi. Untuk itulah dia selalu memberi perhatian layaknya seorang kakak. Sementara Lay, ia nampak duduk sedih memandang adiknya yang terbaring lemah. Disampingnya ada ayah Seung-Gi yang menepuk-nepuk pundaknya mengisyaratkan Lay harus berdoa agar Seung-Gi cepat Sembuh.
Beberapa menit kemudian, Seung-Gi sedikit bergerak menandakan ia telah siuman. Lay yang melihat Seung-Gi menggerakkan kepalanya pun segera menghampiri adik kesayangannya itu, “ seung-gi-ya, kau sudah sadar? “ tanya Lay.
“ Seung-Gi… “ sapa Chanyeol yang mengikuti Lay menghampiri Seung-Gi.
“ op.. op.. pa.. “ ucap Seung-Gi memanggil kakaknya dengan terbata-bata.
“ ya? Oppa disini, di sampingmu.. “ jawab Lay sembari menggenggam erat tangan Seung-Gi.
Teman-temannya yang melihatpun terharu dengan sikap Lay. Mereka sangat iri dan bahkan ingin memiliki kakak seperti Lay. Sementara Suho, ia keluar dari ruangan Seung-Gi dan duduk dikursi tunggu. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak untuk Hyerin. Ia tidak bisa merawat bahkan melindungi Hyerin. Ia termenung dan mengutuk betapa bodohnya ia. Sampai saat ini, ia masih merasa bersalah kepada Hyerin. Meskipun Hyerin sudah berangsur-angsur pulih.
*****
Lay nampak sibuk menata dan membersihkan kamar Seung-Gi sembari menunggu Seung-Gi terbangun dari tidurnya. Tidak lama kemudian, Seung-Gi pun terbangun dan bersiap hendak duduk. Ketika Lay melihatnya, ia bergegas menghampiri adiknya.
“ Seung-Gi, apa yang kau butuhkan? Katakan saja”. Tanya Lay sembari membantu adiknya duduk bersandar.
“ aku ingin minum, oppa” jawab Seung-Gi sembari memposisikan dirinya untuk duduk bersandar.
“ sebentar, oppa ambilkan” ujar Lay sembari mengambil segelas air putih yang terletak diatas meja di samping tempat tidur Seung-Gi.
“ ini” ucap lay sembari menyodorkan segelas air kepada Seung-Gi dan membantunya untuk minum.
Seung-gi pun meminum setengah gelas air yang diberikan oleh kakaknya. Setelah selesai, Laypun menaruh kembali gelas yang masih terisi air itu ke atas meja lalu duduk diatas ranjang Seung-Gi sembari menggenggam tangan adiknya.
“ Seung-Gi, apa kau merasakan sakit pada tubuhmu? “ tanya lay.
“ tidak oppa “ jawab Seung-Gi sembari menengok ke arah kiri dan kanan.
“ kau mencari Chanyeol? “ tebak Lay yang sudah mengetahui kedekatan Seung-Gi dan Chanyeol.
“ehm… “ gumam Seung-Gi sembari menggeleng pelan.
“ lalu? “ tanya Lay lagi.
“ appa… “ ujar Seung-Gi dengan nada datar.
“ appa pulang sebentar. Katanya Ia ingin mengambilkanmu beberapa lembar pakaian, kau kan masih harus disini beberapa hari kedepan…” jawab Lay.
“ bagaimana jika ada yang memesan bunga? “ tanya Seung-Gi.
“ tentang itu, Joong-Ki yang mengurus semuanya, oppa sudah minta tolong padanya” ujarLay.
“ andai aku tidak sakit” keluh Seung-Gi sembari menghembuskan pelan nafasnya.
“ jangan menyesali apa yang sedang terjadi padamu sekarang Seung-Gi, sakit itu anugerah. Tuhan memberimu rasa sakit, pertanda Tuhan sayang padamu, jangan mengeluh. Coba kau lihat oppa, apa oppa pernah sekalipun mengeluh dengan penyakit yang selama ini hidup dalam tubuh oppa? “ tanya Lay kemudian.
Seung-Gi hanya menggeleng. Ia terdiam membisu mendengar pernyataan kakaknya. Benar. Kakaknya memang tidak pernah mengeluh dengan penyakit yang berada ditubuhnya. Ia merasa malu. Lalu kemudian menarik dan menghembuskan nafas lelah.
“ ada apa? Kau lapar? “tanya Lay.
“ hmmm… “ angguk Seung-Gi.
“ kalau begitu, oppa ambilkan dulu ya” ujar Lay bersiap hendak berdiri.
“ tidak usah” tahan Seung-Gi.
“ kenapa? Kau harus makan Seung-Gi. Kalau tidak, kau tidak akan cepat sembuh” nasihat Lay.
“ aku tidak suka makanan yang dimasak dari Rumahsakit, oppa” jawab Seung-Gi.
“ lalu? Apa oppa harus memasak untukmu? “ tanya Lay sembari tersenyum lembut.
“ hmmm, hehehe “angguk Seung-Gi sembari menunjukkan aegyo-nya.
“ Oppa Tahu, kau pasti merindukan masakan Oppa. Baiklah, kalau begitu oppa akan ke pasar dulu lalu memasak untukmu di rumah sakit ini. Maukah tuan putri menunggunya disini?. “ tanya Lay sembari tersenyum hangat.
“ tentu “. Jawab Seung-Gi bersemangat.
“ tidak apa-apa kan oppa tinggal sendiri sebentar? Atau mau oppa telponkan Joong-Ki untuk menemanimu disini? “. Tanya Lay.
“ tidak usah oppa, aku bisa sendiri kok. Cepat oppa, aku sudah lapar “. Ujar Seung-Gi sembari memegang perutnya dan mendorong-dorong Lay.
“ siap tuan putri “. Sahut Lay lagi sembari tersenyum dan meletakkan sebelah tangannya di depan dahi seperti tanda hormat.
Sepeninggal kakaknya, Seung-Gi merasa bosan. Iapun hanya memainkan ipad milik kakaknya yang ditinggalkan kepadanya. Ketika Seung-Gi sedang asyik memainkan ipadnya, Suhopun masuk kedalam kamar Seung-Gi sembari menyembunyikan sebelah tangannya di belakang punggung. Seung-Gi pun kaget bukan main. Antara senang dan heran. Ia hanya memandangi Suho tanpa berkedip sedikitpun yang sedang berjalan kearahnya.
“ bagaimana keadaanmu? “. Tanya Suho tiba-tiba.
Seung-Gi hanya melamun dengan detak jantung yang begitu cepat dan keras. Iapun bahkan tidak mendengar ketika Suho bertanya kepadanya.
“ Hei. Bagaimana keadaanmu Seung-Gi?”. Ujar Suho lagi mengulang pertanyaannya sembari menepuk pundak Seung-Gi.
“ uh-oh, ya.. ya.. a.. aku sudah baikan kok”. Jawab Seung-Gi sedikit kaget dan gugup.
“ Syukurlah”. Ucap Suho sembari tersenyum dan mengeluarkan setangkai bunga mawar merah yang telah disembunyikannya tadi.
“ untukmu. Semoga cepat sembuh. Dan juga… terimakasih untuk bunganya tadi malam” ucap Suho lagi sembari tersenyum hangat dan memberikan setangkai bunga tersebut.
“ kau menyimpannya? Bukannya kau memberikannya pada Chanyeol-ssi?”. Tanya Seung-Gi heran.
“ benar. Tapi aku mengambilnya kembali”. Jawab Suho.
“ terimakasih sudah menyimpannya”. Sahut Seung-Gi sembari tersenyum lebar.
“ hmmm…. “ angguk Suho pelan.
“ bagaimana dengan adikmu? “ tanya Seung-Gi kemudian.
“ oh ya, dia sudah bisa pulang siang ini”. jawab Suho.
“ syukurlah “. Sahut Seung-Gi.
Merekapun saling terdiam, karena bingung apa yang harus mereka bicarakan lagi. Dalam keheningan mereka, tiba-tiba pintu kamarpun terbuka dan masuklah seorang pria tinggi dengan memakai topi hitam sambil membawa gitar. Sontak keduanya pun menoleh ke arah pria itu. Mereka sedikit kaget, ketika mengetahui pria itu adalah Chanyeol. Dan Chanyeol pun sedikit kaget melihat Suho yang sedang menemani Seung-Gi.
“ oh, Suho Hyung? “ tanya Chanyeol sedikit heboh.
“ kau sedang apa disini? “ tanya Chanyeol lagi setelah mendekat ke arah mereka berdua.
“seperti yang kau lihat”. Jawab Suho.
“ menjenguk Seung-Gi? “ tanya Chanyeol.
“ ya, kau sendiri? Mana yang lain? “ tanya Suho kembali.
“ aku, ingin menghibur Seung-Gi. Yang lain ada di dorm, kecuali Xiumin Hyung. Ia sudah pergi ke cafenya pagi-pagi sekali”. Jawab Chanyeol.
“ oh begitu. Baiklah. Karena sudah ada Chanyeol, kau tidak sendirian lagi. Aku akan mengemasi barang-barang adikku. Sampai jumpa” ucap Suho pada Seung-Gi sembari melangkah pergi.
“ jjinjja? Cepat sekali? “ gumam Chanyeol.
Seung-Gi hanya menatap Suho yang sudah melangkah pergi. Sebenarnya ia tidak ingin Suho pergi begitu cepat. Ia jadi menyalahkan Chanyeol di dalam hati. Karena menurutnya Chanyeol datang terlalu cepat dan mengganggu suasananya. Padahal ia masih ingin bersama Suho. Chanyeol pun menatap Wajah Seung-Gi dengan heran yang masih dipenuhi gurat kesedihan dan kekesalan. Seketika Chanyeol pun tersenyum bahagia dan menyimpulkan bahwa Seung-Gi sedang menyukai Leadernya itu.
“ Seung-Gi, kau menyukai Suho Hyung? “ tebak Chanyeol setengah mengagetkan Seung-Gi.
“ eh, ti.. tidak kok “ jawab Seung-Gi Gugup.
“ kau bohong “ sahut Chanyeol sembari menatap tajam Seung-Gi.
“benar. Aku tidak bohong “ Elak Seung-Gi berusaha menghindari tatapan tajam Chanyeol.
“ tidak. Kau bohong. Aku bisa menerka semuanya, dari wajahmu, dari caramu memandang Suho Hyung “ ujar Chanyeol tampak sedikit tegas.
“ apa? Wa.. wajahku? Apa wajahku terlihat aneh? “ sahut Seung-Gi sedikit gelagapan dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“ tuh, pipimu merah merona. Ayolah, mengaku saja. Kau menyukai Suho Hyung kan? “ goda Chanyeol kemudian.
“ jjinjja? Ti.. tidak. Aku tidak suka dia. Aku suka kau “ ujar Seung-Gi mengalihkan dan semakin gugup ketika menyadari Chanyeol mengetahui segalanya.
“ kau kira aku tidak tahu? Seung-Gi pabo… “ ujar Chanyeol sembari mengambil bunga mawar yang tadi di bawa Suho lalu memukulkannya perlahan ke tangan Seung-Gi.
“ ahh… andwae… “ pekik Seung-Gi histeris begitu menyadari bunga yang tadi diberikan Suho untuknya sedikit rusak.
“ ada apa? “ tanya Chanyeol heran sembari menatap bunga yang sedang dipegangnya.
“ kau… kau merusaknya “ ujar Seung-Gi sedikit kesal.
“ memang ini dari siapa sih? Kelihatannya sangat berarti untukmu dan sangat kau jaga agar tidak sampai rusak? “ tanya Chanyeol penasaran lalu membaca tulisan singkat pada secarik post-it kecil yang terletak di ujung tangkai bunga tersebut.
“ Kim Joon Myeon ? “ baca Chanyeol.
“ ini kan nama asli Suho Hyung? Seung-Gi kau… “ tanya Chanyeol sengaja memutus ucapannya lalu menatap bunga tersebut dan Seung-Gi bergantian.
Seung-Gi hanya terdiam seribu bahasa dengan wajah yang bersemu merah. Bagaimanapun juga ia tak bisa menyangkal setiap nama Suho ataupun Kim Joon Myeon di sebut dihadapannya. Ia pasti akan langsung membayangkannya. Walau bagaimanapun juga ia menyembunyikan perasaannya, tetap saja cara pandangnya tak bisa berbohong.
“ tuh kan benar. Kau memang menyukainya… “ ucap Chanyeol sembari tersenyum lebar.
“ akhirnya, Suho Hyung ada juga wanita yang menyukaimu,, hahaha… “ lanjut Chanyeol.
“ maksudmu dengan ‘wanita yang menyukaimu’ apa Chanyeol-ssi? “ tanya Seung-Gi tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan Chanyeol.
“ tidak apa-apa. Sekarang, aku mengerti. Kenapa kau selalu bertanya-tanya tentang Suho Hyung “ Ujar Chanyeol.
“ Chanyeol, aku mohon jangan beritahu siapa-siapa. Aku tidak ingin ada orang lain lagi yang tahu. Termasuk suho-ssi sendiri “ pinta Seung-Gi. Ia tidak tahu dan lupa bahwa ia telah mengatakan suka kepada Suho melalui bunga yang ia berikan kepada Suho tadi malam.
“ me.. memangnya kenapa? Kau ini aneh. Bukankah bagus, jika Suho Hyung mengetahui perasaanmu? Dia pasti akan memikirkannya “ ujar Chanyeol.
“ jebal... “ mohon Seung-Gi lagi.
“ mmmm “ ujar Chanyeol berdehem ringan, tak mengerti apa yang tengah ada dipikiran Seung-Gi.
“please” mohon Seung-Gi lagi ketiga kalinya.
Ketika Seung-Gi sedang memohon kepada Chanyeol untuk tidak memberitahu siapa-siapa tentang perasaannya terhadap Suho, Lay pun masuk membawa makanan. Hal ini sedikit mengejutkan Seung-Gi. Jangan-jangan, Oppa-nya itu mendengar semua yang ia dan Chanyeol bicarakan. Jangan-jangan… ahhhh,,, Seung-Gi pun mulai beradu dalam batinnya.
“ Oppa“ ujar Seung-Gi kemudian
“ hyung “ sapa Chanyeol.
“ eh, Yeol. Kau sudah lama di sini? “ tanya Lay sembari meletakkan nampan yang berisi makanan untuk Seung_Gi di atas meja.
“ tidak juga, Hyung “ Jawab Chanyeol singkat.
“ kau sendiri? Yang lain kemana? “ tanya Lay lagi setelah menyadari Chanyeol datang seorang diri.
“ tidak ikut, Hyung. Mereka sibuk untuk urusan masing-masing. Mulai hari ini kan kita diberi libur sampai seminggu kedepan. Jadi, Luhan, Kris Hyung dan Tao bersiap kembali ke Beijing. Katanya mereka merindukan keluarga “ jelas Chanyeol.
“ bagaimana dengan Xiumin Hyung dan Chen? “ tanya lay lagi.
“ Xiumin Hyung ingin berlibur bersama ibunya di sini, katanya sekaligus mengurus Cafe. Kalau Chen, dia merindukan neneknya, jadi dia memilih untuk berlibur ke Busan menemani neneknya “ sahut Chanyeol.
“ ohh, begitu “ ujar Lay sembari mengangguk-angukkan pelan kepalanya. Ia tidak menanyakan liburan seperti apa yang di jalani member EXO-K, karena ia sudah tahu, apa yang di lakukan anak-anak itu disaat liburan. Kai dan Sehun sudah pasti akan menghabiskan waktu libur mereka untuk bermain game dan tidur ataupun berjalan-jalan diluar menyaksikan pemandangan yang indah. D.O sudah pasti akan menghabiskan waktu untuk kesuksesan Restaurantnya kalau tidak ia akan menerima banyak tawaran syuting iklan seperti sebelum-sebelumnya. Suho, tidak usah ditanya. Leader itu pasti akan pergi ke suatu tempat. Karena setiap liburan ia pasti akan langsung berangkat, entah ke Tokyo, Okinawa, Hongkong, Paris, London ataupun tempat lainnya yang bisa menyegarkan pikirannya kembali. kalau tidak ia akan berdiam diri di sekitaran sungai Han. Jika tidak, mungkin menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ia tidak akan menerima tawaran pemotretan apapun selama liburannya. Baekhyun sudah pasti ia akan menghabiskan waktu liburannya dengan mengajar piano secara privat kalau tidak ia akan membantu neneknya mengurus penginapan di sekitar taman hiburan Everland. Sementara Chanyeol, kalau ia tidak menghabiskan waktu di studio musiknya, maka ia akan berjalan-jalan seperti sekarang ini.
“ Hyung sendiri? “ tanya Chanyeol tiba-tiba mengagetkan Lay.
“ seperti yang kau tahu, aku tidak mungkin meninggalkan adik kesayanganku ini, hanya untuk liburan, mencari kesenangan sendiri kan? “ sahut Lay tersenyum lembut.
Chanyeol pun hanya mengangguk mengerti di ikuti Seung-Gi yang tersenyum lebar.
“ liburan, bisa diganti kapanpun ada waktunya. Yang terpenting sekarang adalah merawat Seung-Gi sampai sembuh, lalu… “ ujar Lay sengaja tak melanjutkan ucapannya tetapi tersenyum melirik kearah Seung-Gi. Hal ini membuat Chanyeol penasaran akan sesuatu yang tengah diisyaratkan dua kakak beradik ini.
“ lalu ? “ tanpa sadar Chanyeol bertanya.
“ benar. Lalu kita liburan sepuasnya, ya kan Oppa? “ tebak Seung-Gi sembari membalas senyuman Lay dan menjawab pertanyaan Chanyeol.
“ ah, kau memang pandai menebak, Shin Seung-Gi “ Ujar Lay sembari menyebut nama Seung-Gi lengkap dengan Marganya.
“ memangnya, kau mau liburan dimana? “ tanya Chanyeol penasaran.
“ hmm.. Everland.. “ Sahut Seung-Gi segera.
“ Hanya kau dan Lay Hyung? “ Tanya Chanyeol sedikit menggoda.
“ Maybe… “ ujar Seung-Gi dengan bahasa inggris sembari tersenyum membayangkan keadaan Everland yang mengasyikkan.
“ hmm, bagaimana dengan dia? Apa kau tidak berniat untuk mengajaknya? “ ujar Chanyeol semakin menggoda sembari tersenyum dan melirik ke arah Lay.
“ dia? Siapa? “ tanya Lay penasaran.
“ dia Hyung, di… “ ujar Chanyeol yang belum sempat menyelesaikan ucapannya karena mulutnya sudah penuh dengan roti yang dimasukkan Seung-Gi ke dalam mulutnya.
“ seseorang yang begitu spesial” lanjut Chanyeol sembari memakan roti yang sudah terlanjur berada di dalam mulutnya.
“ oya? Siapa dia? Ayo cepat katakan. Jangan coba menyembunyikan sesuatu dariku ya.. “ ujar Lay sedikit mengancam.
“ tidak boleh. Jangan sekarang.. “ mohon Seung-Gi.
“ kalau begitu, kau juga harus mengajak kami “ pinta Chanyeol.
“ aish… baiklah “ ujar Seung-Gi pada akhirnya.
Kemudian Chanyeol pun keluar kamar. Karena Lay masih penasaran dengan rahasia mereka, akhirnya Lay pun mengikuti langkah Chanyeol keluar kamar.
“ apa dia salah satu anggota kita ? “ tanya Lay mengagetkan Chanyeol yang sedang memandangi seorang nenek di atas kursi roda.
“ ya.. bisa dibilang begitu “ Jawab Chanyeol.
“ apakah dia tinggi ? “ tanya Lay lagi mencoba menebak ciri fisik seseorang yang dimaksud oleh Chanyeol.
“ tidak juga “ jawab Chanyeol singkat.
“ apakah dia sosok yang begitu penting? “ tanya lay lagi semakin penasaran.
“ sangat “ jawab chanyeol lagi.
“ lalu bagaimana perawakannya? Apa dia cuek? Orang cuek tidak cocok untuk Seung-GI “ tanya lay.
“ hm, lumayan “ jawab Chanyeol.
“ apa aku pernah dekat dengannya atau mengobrol atau bertemu dengannya baru-baru ini, mungkin? “ tanya Lay mencoba menerka-nerka sosok pria itu.
“ tentu saja, Hyung. Mungkin kau baru saja berpapasan dengannya di koridor “ ujar Chanyeol.
Lay berpikir sejenak, ia merasa mulai mengerti seseorang yang di maksud Chanyeol.
“ apa dia seseorang yang tampan ? “ tanya Lay lagi.
“ tentu saja. Eh tidak, aku lebih tampan darinya “ jawab Chanyeol PD.
“ ah, dia leader ? “ tanya Lay sembari tersenyum.
“ ya.. “ ujar Chanyeol singkat.
“ biar ku tebak. Suho Hyung “ tebak Lay pada akhirnya.
“ benar. Selamat. Selamat anda benar hyung “ ujar Chanyeol riang sembari menjabat tangan Lay seperti Lay telah memenangkan sebuah undian.
Setelah mengetahui, jika suho adalah seseorang yang di sukai Seung-Gi, Lay pun segera masuk ke kamar Seung-Gi, “ Seung-Gi, kau menyukai Couple Oppa? “ tanya Lay tiba-tiba.
“ hah? Co… couple? Maksud oppa ? “ tanya Seung-Gi tak mengerti apa yang sedang dibicarakan kakaknya.
“ iya, Suho hyung itu Couple oppa.. “ jelas Lay.
“ o.. oh rupanya oppa sudah tahu ya ? “ tanya Seung-Gi.
Lay hanya sedikit mengangguk. Seung-Gi yang melihat anggukan kakaknya pun merasa sedikit aneh dan meminta maaf pada kakaknya, “ mian ne, oppa “ ujar Seung-gi singkat meminta maaf kepada kakaknya.
Lay pun mengerti dengan perasaan adiknya, dia pun hanya menjawab singkat, “ arasseo “ ujar Lay sembari mengacak lembut rambut adiknya, “ sekarang kau makanlah dulu “ ujar Lay lagi sembari duduk di atas ranjang Seung-Gi dan mengambil semangkuk bubur untuk Seung-Gi.
“Oppa, Gomawo.. Chanyeol-ssi, ayo makan “ tawar Seung-Gi kepada Chanyeol yang baru saja masuk lagi ke kamar Seung-Gi.
“ makan saja kau, aku masih kenyang. Aku akan bernyanyi saja untukmu “ ujar Lay sembari mengeluarkan gitarnya dan duduk di kursi di samping tempat tidur Seung-Gi.
Sembari Lay menyuapi Seung-Gi makan, Chanyeol pun mulai memetik nada-nada menghibur dari gitar kesayangannya. Ketika ia tengah asyik memilih nada-nada yang sesuai, tiba-tiba saja ponselnya pun berdering. Seung-Gi dan Lay pun menoleh bersamaan ke arah Chanyeol dan mempersilahkan Chanyeol mengangkat ponselnya.
“ aish… “ umpat Chanyeol kesal sembari mengeluarkan ponsel dari kantong jaketnya. Iapun segera membaca nama yang terletak di sisi kiri atas layar ponselnya, “ oh, Suho Hyung “ ujar Chanyeol sembari cepat-cepat mengangkat telpon dari leadernya itu, “ Yeoboseyo? Hyung? “ ujar Chanyeol kepada lawan bicaranya di telpon sembari berlari ke pojok jendela.
“ aku sedang menemani Seung-Gi makan Hyung, ada apa? “ jawab Chanyeol dan bertanya lagi kepada orang yang menjadi lawan bicaranya itu.
“ oya, dimana hyung? “ tanya Chanyeol lagi.
“ tapi… “ sahut Chanyeol terputus.
“ baiklah, akan aku beritahu Lay Hyung. Tapi bagaimana dengan Seung-Gi? “ tanya Chanyeol lagi.
“ ok. Arasseo, Hyung. Sampai nanti, akan aku beritahukan yang lain juga “ jawab Chanyeol.
“ sama-sama hyung. bye” ujar Chanyeol mengakhiri pembicaraannya dan mematikan telponnya, lalu kembali menghampiri Lay dan Seung-Gi.
“ siapa Yeol ? “ tanya Lay.
“ Suho hyung” jawab Chanyeol.
“oya? Ada apa? “ tanya Lay lagi.
“ malam ini, Suho hyung dan keluarganya akan mengadakan syukuran karena kesembuhan Hyerin “ jawab Chanyeol.
“ oh, begitu. Tapi sepertinya aku tidak bisa pergi. Karena aku harus menjaga Seung-Gi “ sahut Lay hati-hati.
“ ya hyung, tidak apa-apa” sahut Chanyeol juga.
“ sampaikan saja maafku pada Suho hyung” ucap Lay.
“ baiklah hyung. Kalau begitu, aku pamit dulu. Mau lihat keadaan studio “ pamit Chanyeol, “ Seung-Gi, sampai jumpa. Semoga cepat sembuh. Aku pergi dulu “ pamitnya juga pada Seung-Gi sembari memasukkan kembali gitar dalam tas gitarnya.
“ ya, terimakasih Yeol. Hati-hati “ sahut Seung-Gi.
“ ara. Bye “ sahut Chanyeol juga.
“ bye bye “ jawab Seung-Gi lagi. Lay pun hanya tersenyum melihat keakraban Seung-Gi dan Chanyeol.
Chanyeol pun segera pergi menuju Studio musiknya. Sementara Lay masih menyuapi Seung-Gi makan.
*****
Suho merasa sangat senang hari ini, karena orang tua dan keluarganya berkumpul bersama dan juga ia bahagia karena adiknya sudah pulih kembali. Hari ini ia sangat sibuk menemani adiknya menghias ruang tamu dengan bunga-bunga kesukaan adiknya. Iapun hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan adiknya yang melupakan dirinya saat itu. Kim Hye Rin, sangat menyukai segala macam bentuk dan jenis bunga kecuali satu bunga, yaitu bunga lili. Walaupun bunga itu sangat indah, namun ia tak bisa berada dekat dengan bunga tersebut. karena ia memiliki alergi jika ia berada di dekat bunga itu. Untuk itulah, di rumahnya tidak pernah ada bunga lili. Hye Rin masih asyik merapikan bunga-bunga di dinding ruang tamunya. Sesekali ia menyunggingkan senyum. Suho yang merasa telah terlupakan pun akhirnya sedikit kesal dengan sikap adiknya itu.
“ ya, Kim Hye Rin. Apakah kau melupakan Oppa? Apa Oppa harus menjadi bunga dulu agar kau bisa selalu mengingat Oppa?? “ tanya Suho kesal sembari membanting dirinya duduk di kursi.
“ oh? Ada Oppa? “ tanya Hye Rin setelah sadar Suho masih menemaninya.
“ aish… kau ini. ternyata benar kau melupakan Oppamu ini. baiklah. Oppa pergi sekarang. Jangan pernah cari Oppa lagi. “ ujar Suho sembari mengambil jasnya kemudian bersiap hendak pergi.
“ oppa! Apa kau benar-benar pergi? “ tanya Hye Rin.
“ benar” jawab Suho singkat.
“ kau serius? “ tanya Hye Rin lagi.
“ serius “ sahut Suho.
“ baiklah, jangan pernah kembali sebelum kau membawakanku seorang Eonni yang cantik seperti bunga mawar merah ini “ ujar Hyerin sembari tersenyum melihat kakaknya yang tiba-tiba berhenti melangkah.
DEGG!! Apa? ‘cantik seperti bunga mawar merah’? apalagi ini sekarang? Apa kau benar-benar ingin aku memiliki seorang kekasih lagi? Apa kau tidak ingat bagaimanapun aku tidak akan pernah bisa mempercayai wanita lagi selain kau dan Eomma? Sekarang apalagi?. Batin Suho terus beradu berpikiran macam-macam membuat langkahnya untuk pergi berhenti segera. Tiba-tiba ia mengingat Seung-Gi yang malam itu memberikannya bunga mawar merah yang sangat indah, dan pada saat yang bersamaan bayangan mantan kekasihnya yang dulu tega mengkhianatinya pun muncul bergantian dengan Seung-Gi yang memberikan bunga mawar merah kepadanya. “apa artinya ini? “ pikirnya dalam hati sembari memejamkan matanya sejenak, lalu memutarbalikkan badannya kembali dan berjalan ke arah Hye Rin.
“ ya, apa kau benar-benar ingin punya kakak ipar sekarang? “ tanya Suho tanpa sadar, beberapa detik kemudian ia merutukki dirinya sendiri, mengapa pertanyaan seperti itu keluar begitu saja dari mulutnya, seharusnya bukan itu yang ia tanyakan pada adiknya.
“ eum… “ angguk Hyerin semangat.
“ ta.. tapi kenapa tiba-tiba? “ tanya Suho sembari terduduk lemah di atas sofa.
“ kenapa Oppa? Apa kau masih belum bisa melupakan masa lalumu yang kejam itu? “ tanya Hyerin sembari menghampiri Suho dan duduk di sampingnya.
“ Oppa. Sampai kapan kau akan terus menutup diri seperti ini? sampai kapan kau akan terus membenci wanita? Sampai kapan kau akan menyendiri? Kalau kau menyadarinya, lihatlah Oppa “ lanjut Hyerin sembari meletakkan sebuah cermin besar dihadapan Suho.
“ kau itu tampan, kaya, baik. Sangat menawan. Semua wanita pasti jatuh cinta padamu. Hanya saja kau harus mengubah sikapmu yang dingin itu. Mana ada wanita yang mau berpacaran dengan seorang yang dingin dan tidak mau bicara? Oppa, sadarlah. Kau semakin tahun semakin dewasa. Umurmu juga semakin bertambah. Kariermu juga sudah sukses sekarang. Tunggu apa lagi? Kau harus bisa menunjukkan pada wanita jalang itu, bahwa tanpanya kau bisa bersinar. Kau harus membuatnya menyesal. Dan satuhal lagi, aku tidak ingin mendengar seperti cerita dalam drama, kau masih mencintai masa lalumu itu. Tidak akan ku izinkan. Kau hanya boleh menatap kedepan. “ ucap Hyerin panjang lebar.
“bagaimana bisa aku? “ tanya Suho lemah.
“ bisa. Kau pasti bisa membuktikannya. Kau hanya harus melakukan satuhal sekarang, mencari seseorang yang bisa mengobati luka di hatimu dan mencintaimu tulus, tanpa syarat. Apapun yang terjadi padamu “ jawab Hyerin.
Suho hanya terdiam merenungi perkataan adiknya. Benar. Sekarang sudah seharusnya ia membuktikan bahwa ia bisa hidup tanpa wanita kejam itu. Ia harus membuat wanita itu menyesal. Ketika sedang asyik melamun, Hyerin pun mendekatkan wajahnya kepada suho dan berbicara pelan kepadanya.
“ Oppa. Bolehkah aku meminta satuhal? “ tanya Hyerin sembari tersenyum lembut.
“ apa itu? “ tanya suho seketika.
“ maukah Oppa juga mengundang orang yang kemarin mengantarku kerumah sakit? Aku hanya ingin berterima kasih, karena aku belum sempat melihat wajahnya” jawab Hyerin.
“ oh iya. Benar. Tapi bagaimana cara kita mengundangnya. Oppa bahkan tidak ingat siapa namanya dan dimana rumahnya? Apa kau tahu? “ tanya Suho kepada adiknya.
Hyerin hanya menggeleng pelan. Karena ia tidak sempat melihat wajah ‘malaikat penolong’ nya itu. Hyerin berharap orang itu adalah pengantar bunga yang beberapa hari lalu datang ke perusahaannya dan yang akhir-akhir ini telah mengisi ruang dihatinya. Ia tersenyum membayangkan itu.
“ sebentar. Biar Oppa tanyakan pada Chanyeol. Barangkali ia tahu” ujar Suho sembari mengeluarkan ponselnya dan menelpon Chanyeol di iringi anggukan pelan Hyerin.
“ Yeol ? “ ujar Suho setelah orang di seberang telponnya menjawab panggilannya.
“ bukan itu yang ku tanyakan “ sahut Suho.
“ hm, kau tahu tidak orang yang kemarin menolong adikku?” tanya Suho.
“ kau tahu orangnya? Di mana rumahnya? “ tanyanya lagi.
“ oya? Dimana? “ tanya Suho lagi.
“ bisakah kau mengantarkanku bertemu dengannya? “ tanya Suho kemudian.
“ baiklah. Dimana kau? “ tanyanya lagi.
“ oke. Aku kesana sekarang. Kau tunggu saja di situ “ ujar Suho sembari mematikan panggilannya.
“ nah, Oppa akan menemuinya. Kau tunggu saja di rumah “ ujar Suho pada adiknya.
“ baiklah, Oppa “ sahut Hye Rin.
Suhopun beranjak menuju mobilnya. Lalu segera berangkat menjemput Chanyeol di Studio Musiknya. Tidak lama kemudian, Suhopun telah samapi di Studio Music Chanyeol dan segera mengajak Chanyeol pergi.
“ Hyung, ada apa kau mencari orang yang telah menolong Hye Rin? “ tanya Chanyeol sembari mengenakan sabuk pengaman.
“ tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengundangnya. Hye Rin yang meminta itu “ jawab Suho.
“ oh, begitu “ sahut Chanyeol ringan.
“ kau benar-benar tahu siapa dia? “ tanya Suho memastikan.
“aku hanya tahu sedikit. Itupun dari Seung-Gi “ jawab Chanyeol.
“ Oya ? “ sahut Suho.
“ ya, namanya Joong-Ki, dia sahabatnya Seung-Gi dan juga bekerja di toko bunga milik seung-Gi ” ujar Chanyeol.
“ oh, jadi Seung-Gi punya toko bunga? “ tanya Suho kemudian.
“ ya “ sahut Chanyeol.
“hyung, bolehkah aku bertanya? “ tanya Chanyeol lagi.
“ tentang apa? “ sahut Suho.
“ menurut hyung Seung-Gi itu bagaimana? “ tanya Chanyeol hati-hati. Ia hanya ingin tahu penilaian Suho terhadap Seung-Gi. Ia juga ingin tahu, apakah Suho juga tertarik pada Seung-Gi seperti Seung-Gi yang tertarik pada Suho.
“ ada apa dengan pertanyaanmu itu? Kau menyukainya? “ tanya Suho kemudian.
“ tidak. Aku hanya ingin tahu saja “ sahut Chanyeol.
“ hm, aku tidak tahu banyak. Dia hanya imut dan manis, kupikir itu saja “ jawab Suho.
“ hyung, maukah kau mengetahuinya? “ tanya Chanyeol kemudian.
“ ah, kau jangan berani-berani menjodohkanku dengan siapapun “ ujar Suho tegas.
“ memangnya kenapa hyung? Kau kan belum punya pacar “ sahut Chanyeol.
“ pokoknya aku tidak mau. Aku tidak suka “ sahut Suho juga.
“ tidak apa-apa hyung. Hanya mencoba, ayolah.. “ ucap Chanyeol.
“ tidak akan. Mengapa tidak kau saja? “ tanya Suho pada Chanyeol.
“ aku tidak mau. Aku sudah punya pacar “ sahut Chanyeol.
“ kau saja tidak mau, apalagi aku “ sahut Suho juga.
“ hyung, sampai kapan kau akan menyendiri ? “ tanya Chanyeol lagi.
“ sampai menemukan seseorang yang tepat “ jawan Suho.
“ aku rasa di seseorang yang tepat “ sahut Chanyeol.
“ memangnya siapa ? “ tanya Suho pada akhirnya.
“ Seung-Gi “ jawab Chanyeol singkat membuat Suho menginjak rem mobilnya secara mendadak dan membuat Chanyeol terhantup pintu mobil. Seketika Suho mengingat ucapan adiknya yang menyuruhnya mencari wanita secantik bunga mawar merah. Anehnya, setiap ia memikirkan ucapan adiknya, bayangan Seung-Gi yang memberinya bunga mawar merah pun selalu muncul.
“ hyung, ada apa? “ tanya Chanyeol heran.
“ tidak. Seung-Gi hanya terlalu kecil untukku. Aku tidak suka itu “ jawab Suho.
“ hyung jangan begitu. Bisa-bisa kau termakan ucapanmu sendiri. “ ujar Chanyeol sembari menyadari ada sesuatu yang aneh yang terjadi pada Suho ketika ia menyebut nama Seung-Gi tadi. Iapun semakin penasaran. Ingin sekali ia bertanya namun Suho sudah lebih dulu menjalankan kembali mobilnya.
“ tidak mungkin “ elak Suho.
“ suatu saat pasti terbalik hyung “ ujar Chanyeol.
Suhopun hanya terdiam membatin. di dalam hatinya ia berkata, “ kau tidak tahu apa yang sebenarnya ku rasakan Yeol. Aku hanya malu mengatakannya padamu. Kau pasti akan mengejekku “ ucapnya sembari memandang ke arah Chanyeol.
“ stop hyung. Itu dia tokonya “ ujar Chanyeol sembari menunjuk toko bunga yang pernah di kunjunginya secara tak sengaja itu.
“ oke “ sahut Suho.
Merekapun keluar dari mobil dan segera masuk ke dalam toko bunga Seung-Gi.
*****
Joong-Ki terlihat tengah asyik sendiri menyiram bunga-bunga di toko itu. Ia merasa sekarang ia mulai menyukai bunga, walaupun ia sadar dirinya adalah seorang pria. Mungkin karena terbiasa dan kesehariannya di temani dengan bunga, membuatnya semakin menyukai bunga-bunga itu. Ketika sedang ayik menyirami bunga, tiba-tiba saja Chanyeol mengagetkannya. Membuat Joong-Ki berbalik seketika.
“ ada yang bisa saya bantu ? “ tanya Joong-Ki.
“ biasa saja Joong-Ki, bicara informal saja “ jawab Chanyeol.
“ kau masih ingat aku kan? “ tanya Suho juga.
“ ah, ya “ ujar Joong-Ki.
“ bagus. Aku hanya ingin mengundangmu “ ujar Suho.
“ apa itu ? “ tanya Joong-Ki sembari meletakkan wadah air yang dipegangnya ke atas meja.
“ bisakah kau datang malam ini ke rumahku? Aku mengadakan syukuran karena kesembuhan adikku yang telah kau tolong tempo hari “ ujar Suho.
“ oh, dia sudah sembuh? “ tanya Joong-Ki ingin tahu.
“ ya. Bagaimana? Kau ada waktu ? “ tanya Suho kemudian.
“ hmm, ya. Aku usahakan “ sahut Joong-Ki.
“ baiklah. Kalau begitu. Hanya itu saja yang ingin ku katakan. Kalau begitu, aku pamit dulu “ pamit Suho.
“ ya, terimakasih undangannya “ ujar Joong-Ki.
“ jangan lupa untuk datang, adikku mengharapkan kedatanganmu “ ujar Suho.
“ ayo Yeol “ ajak Suho kemudian pada Chanyeol.
“ hyung, tidak ingin melihat bunga dulu? Bunga mawar merah ini sangat cantik dan besar. Aku jadi berpikiran ingin membelinya untuk pacarku. Joong-Ki aku beli mawar ini. hyung, kau tidak mau? Untuk Hye Rin mungkin, dia kan suka mawar merah “ ujar Chanyeol.
“ bunga mawar merah ini, tanaman yang sangat di sukai dan disayangi Seung-Gi, ketika sedih ataupun senang, ia pasti mendatangi bunga mawar ini. ia juga tidak akan rela memberikannya secara Cuma-Cuma kepada orang sembarangan. Ia hanya akan tulus ikhlas dan rela memberikan ini kepada seorang yang di cintai dan mencintainya secara tulus juga “ ujar Joong-Ki sembari memberikan Chanyeol satu buket bunga mawar merah segar itu.
Suho pun teringat akan satu buket bunga mawar merah yang pernah di berikan Seung-Gi secara Cuma-Cuma kepadanya ketika meraih kesuksesannya tempo hari. Ia berpikir, mungkinkah Seung-Gi benar-benar mencintainya secara tulus? Kalau begitu aku harus memikirkan bagaimana ‘cara membalas perasaannya’ dengan tulus juga. Tapi sebelumnya, ia harus mencari tahu sendiri dulu. Batin Suho kembali memberikan pendapat.
“ hyung, benar tidak mau beli ? “ tanya Chanyeol lagi.
“ lain kali saja Yeol. Masih ada hal lain yang akan kulakukan “ jawab Suho.
“ ah, ya. Aku mengerti. Kalau begitu, kami pamit dulu ya Joong-Ki. Sampai ketemu nanti malam “ ujar Chanyeol sembari tersenyum.
Lalu merekapun beranjak keluar dari toko bunga Seung-Gi sementara Joong-Ki sibuk melanjutkan pekerjaannya. Di dalam mobil, suho banyak terdiam. Ia memikirkan matang ucapan adiknya dan juga Seung-Gi. Terkadang ia berpikir bagaimana jika ia menikah dengan Seung-Gi yang sangat mencintai bunga mawar dan adiknya juga yang sangat menyukai bunga mawar? Bisa-bisa rumahnya jadi taman bunga. Iapun tertawa kecil membayangkan itu semua. Namun, ia juga sedikit heran, mengapa akhir-akhir ini wajah Seung-Gi sering menghiasi hatinya dan sudah 2 hari ini Seung-Gi menjadi bunga tidur Suho. Apakah sekarang ia mulai tertarik pada gadis itu? Bagaimanapun juga, hadirnya bayangan Seung-Gi di dalam hati Suho membuatnya sedikit lebih mampu menghilangkan bayangan masa lalunya. Mungkinkah Seung-Gi adalah orang yang bisa mengobati luka hatinya? Dan juga menjadi ‘bunga mawar’ dalam hatinya. You, me, and Rose, That’s Love!
*****
293