I Say ” I Love U ” – Chapter 4

Kris sedang berkumpul bersama teman-temannya di ruangan mereka untuk membicarakan konsep acara yang akan mereka lakukan malam nanti. Mereka terlihat serius ketika membicarakan ini.

“ semoga acara kita malam nanti sukses “ ujar Kris kepada teman-temannya.

“ EXO.. we are One “ teriak mereka serempak sembari menyatukan tangan dan tertawa bersama.

Setelah selesai, merekapun segera keluar ruangan. Mereka merasa lapar. Karena hari ini mereka diperbolehkan untuk beristirahat guna mempersiapkan mental untuk showcase malam nanti, merekapun mengambil kesempatan ini untuk makan bersama.

hyung, lapar.. “ ujar kai sembari menghambur manja memeluk ke arah D.O dan mengusap-isap perutnya yang bidang.

“ lapar? Makan sana” balas D.O sedikit cuek dan tersenyum jahil.

“ ahhh, tapi aku maunya di masakin sama hyung” ujar kai kepada D.O.

“ aku lagi males berurusan dengan makanan kai “ ujar D.O.

“ ya, hyung….. “ ujar kai sembari berlari menghambur kepada Luhan.

“ ada apa? “ tanya Luhan kaget.

hyung, apa kau tidak lapar? Dari tadi malam kau belum makan.. “ ujar kai sedikit manja pada Luhan.

“ kau mau menggodaku ya?? “ tanya Luhan setelah mulai mengerti tingkah Kai.

“ tidak hyung, aku hanya bertanya saja kok “ jawab Kai sembari tersenyum.

“ oh tidak, aku tidak lapar .. “ jawab Luhan kemudian sembari tersenyum jahil.

“ ya, hyung… tapi aku lapar.. “ ujar Kai sembari memeluk lengan luhan dan menempelkan tubuhnya di samping luhan.

“ kalau lapar, makan dong hyung” sahut sehun polos.

“ ayo hun kita makan. Sini uangnya, biar hyung yang bayarin” ujar Kai seketika berubah tersenyum cerah.

Sehun yang polos pun hampir membuka dompetnya dan ingin segera memberikan uangnya tanpa mengetahui maksud Kai yang sebenarnya. Ketika ia menyadari teman-temannya yang lain cekikikan melihat tingkahnya, sehunpun segera sadar akan maksud kai yang menyuruhnya untuk memberikan uangnya.

“ sebentar. Ini uang Sehun? Sehun kasih ke Kai Hyung? Nanti Kai Hyung yang bayarin makannya? Ehm.. berarti sama saja dong Sehun yang traktir Hyung makan?? “ tanya Sehun sembari memasukkan kembali uangnya ke dalam dompet kesayangannya.

“ nggak papa hun, traktir hyung-hyungmu sekali ini” ujar Kai hendak menahan Sehun untuk memasukkan uangnya.

“ nggak mau ah.. Sehun maunya di traktir, bukan nraktir” ujar Sehun sembari berlalu pergi.

“ dasar Sehun, pelit amet sih “ sahut Kai sewot setengah teriak.

“ maklumin aja Kai, kan dia maknae “ ujar D.O sembari tertawa diiringi tawa yang lainnya.

Melihat kejadian itu, Xiumin yang sedari tadi diam dan hanya tertawa geli pun akhirnya angkat bicara setelah menyadari suasana yang sedikit memanas. Karena, ia yakin jika Kai mengejar Sehun maka mereka pasti akan berkelahi seperti anak kecil. Ia tidak ingin melihat kejadian itu hari ini, apalagi jika dalam perkelahian mereka sampai membuat Sehun menangis, maka akan repot jadinya. Apalagi bagi Xiumin yang tertua di grubnya, “ ya, berhenti. Mengapa kalian seperti anak kecil? Apa kalian tidak malu dengan orang-orang yang memperhatikan kalian seperti itu? “ tanya Xiumin setengah berteriak ke arah Kai dan Sehun yang sedang kejar-kejaran mengelilingi mereka.

“ hun emang masih kecil Hyung, hun juga belum lulus sekolah” ujar Sehun berhenti sejenak ketika mendengar pernyataan Xiumin, setelah melihat Kai mendekat iapun berlari lagi.

“ ya, bukan itu maksudnya. Kau memang masih kecil jika dilihat dari segi umur. Tapi, kalau dari segi body kamu kalah imut sama hyung “ ujar Xiumin sembari tertawa.

“ ishh.. hyung, hun nggak mau jadi yang tertua, nanti hun di suruh traktir-traktir lagi” bantah hun sembari memonyongkan sedikit mulutnya.

“ dasar pelit “ sahut Baekhyun mengejek.

“ emang hyung sendiri nggak pelit? “ tanya Sehun kembali pada baekhyun.

“ nggak” sahut Baekhyun singkat sembari memainkan ipadnya.

“ oke.. kalau begitu, bagaimana jika hyung saja yang mentraktir kami makan? “ tanya sehun pada baekhyun dengan nada mengejek.

mian hun, aku lagi nggak lapar.. “ ujar baekhyun berusaha menghindar.

“ tuh kan, ketahuan juga pelitnya” ucap Chanyeol seketika sembari bersiap-siap untuk berlari karena ia tahu setelah ia mengucapkan kata-kata itu, Baekhyun pasti akan mengejarnya.

“ yeolllllllllllllllll “ teriak Baekhyun sembari mengejar Chanyeol.

“ awww… “ jerit Chanyeol setelah sebuah cubitan kecil dari Baekhyun yang berhasil mendapatkannya mendarat di perutnya.

Teman-temannya yang lainpun hanya tertawa terbahak-bahak menyaksikan ulah baekhyun dan Chanyeol yang menurut mereka tiada hari tanpa berkelahi.

“ stop. Stop. Sudah hentikan keributan ini, daripada meributkan sesuatu hal yang tidak jelas pokok permasalahannya apa, mending ikut hyung ke cafe coffee-nya hyung” ajak Xiumin setelah berhasil menenangkan keributan yang dibuat baekhyun dan chanyeol.

jjinjja? Kita ngapain disana hyung? “ tanya Chanyeol yang berbinar seketika.

“ kalian? Ehm.. bersih-bersih disana” ucap Xiumin bercanda sembari tertawa mengejek.

“ ah, hyung. Mian, Kai sibuk” ucap Kai sinis.

“ bener nggak ada yang mau? Ya sudah hyung ajadeh yang pergi sendiri. Padahal kan hyung ngajakin ke cafe, karena di sana banyak makanan dan kebetulan hyung juga ingin memasak sesuatu.. “ ujar xiumin tersenyum sembari melangkah pelan.

“hm.. makanan?? “ ujar Kai yang tiba-tiba semangat dan berlari ke arah xiumin.

hyung tunggu. Kai nggak jadi sibuk kok. Ayo kita berangkat sekarang hyung” ujar Kai menyengir manja sembari menggandeng manja lengan Xiumin.

“ sejak kapan sibuk bisa nggak jadi Kai?? “ tanya xiumin sedikit heran mendengar pernyataan Kai.

“ sejak… sejak Kai dengar hyung banyak makanan “ jawab kai sembari tertawa.

“ hmmm.. dasar. Ya sudah, ayo kita berangkat” ujar xiumin seketika.

“ yesssss “ ujar Kai bersorak gembira diikuti tawa oleh teman-temannya.

Merekapun keluar dari gedung SM Entertainment dan pergi ke cafe xiumin. Sebelum meluncur ke cafenya, xiumin ingin membeli beberapa ikat bunga yang akan ia gunakan untuk memperindah dan memberikan aroma segar pada cafenya agar pengunjung yang datang puas dan senang. Sembari mobil mereka berjalan, xiumin melihat-lihat kepinggiran jalan kiri dan kanan barangkali ia melihat kios yang menjual bunga.

*****

Langit sudah mulai mencerah dan mentari pun sudah menampakkan dirinya, kicauan merdu burung-burung yang sedari tadi bernyanyipun sudah tidak terdengar lagi. Menandakan bahwa hari sudah mulai siang. Ya, sebuah jam weker kecil berwarna kuning yang berbentuk rilakkuma pemberian Song Joong-Ki pun saat ini sudah menunjukkan pukul 09.25 pagi. Seung-Gi nampak baru terbangun dari tidurnya yang sangat nyenyak. Ia merasakan sedikit pusing dan kedinginan. Ia menerka bahwa dirinya sedang di terpa demam ringan, itu sebabnya ia sedikit agak malas untuk melakukan aktivitas apa saja hari ini, “ahh, sial! Untung saja tidak ada pesanan bunga hari ini. Tapi, sedihnya aku tidak bisa pergi kegedung SM Entertainment hari ini. Sepertinya aku sedikit .. uhuk.. uhuk.. “ imbuh Seung-Gi kesal karena dirinya sakit hari ini sembari mencoba berdiri dari tempat ternyamannya.

“ Seung-Gi-ya?? Ada apa? “ ujar Joong-Ki khawatir menghampiri Seung-Gi dan membantunya berjalan.

“ tidak, aku tidak apa-apa Joong-Ki. Hanya sedikit batuk saja”. Ujar Seung-Gi tersenyum ketika melihat Seung-Gi yang mengkhawatirkannya.

“ tidak, kau sakit Seung-Gi” papar Joong-Ki lembut.

“ tidak, aku tidak sakit “ sahut Seung-Gi.

“ bodoh! Kau sakit. Badanmu demam. Ayo ku antar kau ke dokter. Kalau kau tidak mau, beristirahatlah. Tugasmu biar aku saja yang melakukannya, kalau kau bekerja bisa-bisa demammu tidak turun Seung-Gi. Beristirahatlah, aku tidak mau kau sakit” ujar Joong-Ki sedikit sewot.

“ tidak Joong-Ki, aku ingin di sini… “ ujar Seung-Gi sembari duduk di sebuah kursi diantara bunga-bunga yang mulai mekar.

“ Seung-Gi, aku mohon menurutlah. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu” ujar Joong-Ki sembari berlutut, menggenggam erat tangan Seung-Gi dan menatapnya dalam.

“ Joong-Ki. Maafkan aku. Jika aku tidak mendengarkan ucapanmu lagi kali ini. Tapi, aku lebih suka berada di antara bunga-bunga ini. Ketika aku merasakan sulit untuk bernapas, bunga-bunga ini memancarkan wangi yang membantuku untuk bernapas dengan baik. Melihat bunga-bunga ini pun, membuatku sangat merindukan seseorang, Joong-Ki” papar Seung-Gi sembari mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Joong-Ki yang begitu kuat.

DEGGG!! Seseorang???? Siapa??? Bukan aku?? Pertanyaan aneh-aneh pun mulai bergentayangan di benak Joong-Ki ketika mendengar Seung-Gi menyebut seseorang. Hatinya terasa memanas dan sedikit sesak. Mungkinkah orang yang begitu dicintainya ini, sudah memiliki kekasih tanpa sepengetahuannya? Jika benar maka ia akan sangat kecewa sekali. Ia ingin menumpahkan langsung pertanyaannya kepada Seung-Gi, tapi diurungkannya melihat kondisi Seung-Gi yang sedang sakit. Ia berusaha menegarkan hatinya walau ada sedikit kecurigaan dan kecemburuan yang kini menyelimutinya, ingin sekali ia segera mencari tahu, “ siapa? Ibumu? “ ujar Joong-Ki yang memutuskan untuk melontarkan pertanyaan itu.

“ bukan hanya ibu, dia adalah seorang pria yang sangat istimewa akhir-akhir ini” ujar Seung-Gi mencurahkan isi hatinya sedikit kepada Joong-Ki.

Mendengar itu, Joong-Ki pun semakin cemburu. Ia sangat penasaran dengan sosok pria yang sekarang menghiasi hati Seung-Gi, “Pria?” tanya Joong-Ki setengah kaget.

“ ya” jawab Seung-Gi singkat.

“ Seung-Gi, kau punya pacar? “ Tanya Joong-Ki yang mengalir begitu saja.

“ tidak” jawab Seung-Gi lagi.

“ lalu? “ tanya Joong-Ki sembari berdiri.

“ tidak ada apa-apa. Itu, ada pelanggan” ujar Seung-Gi.

“ aneh. Ya sudah aku ke depan dulu ya” ujar Joong-Ki sedikit heran kepada Seung-Gi dan berjalan menuju Teras.

*****

Xiumin turun tepat di depan toko bunga Seung-Gi, dari mobil putih yang sering mengantarkan mereka diikuti oleh Chanyeol, baekhyun dan Tao, sementara yang lain memilih untuk bermain-main di dalam mobil saja. Sebelum sampai di cafenya, Xiumin sengaja berhenti untuk membeli beberapa ikat bunga untuk memperindah cafenya agar terlihat lebih menarik dan nyaman untuk pengunjung. Ia berjalan santai sembari melihat-lihat dan memilih beberapa bunga yang cocok. Sementara Chanyeol, baekhyun dan Tao melihat-lihat bunga yang lain.

“woah.. yeputa.. “ ujar Tao ketika melihat bunga mawar merah yang baru saja merekah mekar.

“ ya Hwang Zi Tao, kau seperti seorang gadis” ujar baekhyun asal.

“ kamu?? “ ucap Chanyeol setengah teriak kaget ketika melihat Joong-Ki yang sudah berada di sampingnya.

“ ya? “ tanya Joong-Ki yang juga heran.

“ kau bekerja di sini? “ tanya Chanyeol pada Joong-Ki yang sudah tidak asing lagi baginya, meskipun ia tidak mengetahui nama Joong-Ki.

“ iya “ jawab Joong-Ki tersenyum.

Chanyeol yang sedang diliputi keheranan dan rasa kaget karena melihat Joong-Ki yang bekerja di kios bunga pun segera berlari menuju teras dan menengadahkan wajahnya ke atas untuk melihat papan nama toko yang terletak di puncak kios itu, “ Toko bunga Shin?? Berarti?? “ ujar Chanyeol sedikit teriak dan penuh kaget seraya berlari masuk ke dalam menuju halaman belakang. Mereka yang melihat Chanyeol berlari pun saling bertanya-tanya.

Sementara Chanyeol sudah berada di halaman belakang yang dipenuhi dengan tanaman bunga-bunga yang begitu indah. Ketika ia menyusuri kebun bunga tersebut, ia tampak begitu kaget ketika mendapati Seung-Gi yang tengah duduk sambil tersenyum memandang sebuah bunga yang pernah di gunakan Suho dalam pemotretan.

“ Seung-Gi!!! “ teriak Chanyeol sembari meletakkan kedua tangannya di samping mulutnya.

“ Yeol-ssi??? “ jawab Seung-Gi sembari berlari ketika melihat Chanyeol.

“ bagaimana kau bisa tahu aku di sini? “ tanya Seung-Gi kepada Chanyeol.

“ tadi Xiumin hyung ingin membeli bunga untuk cafenya, ya daripada bosan di dalam mobil, aku ikuti saja. Ketika aku melihat sahabatmu itu, langsung saja aku berlari keteras dan membaca papan nama toko ini. Dan ketika aku yakin kalau itu nama toko bunga yang pernah kau sebutkan, langsung saja aku berlari ke sini dan ternyata benar kau ada di sini” cerita Chanyeol sembari tersenyum kecil.

“ ya, inilah toko appaku yang juga rumah kami” ujar Seung-Gi tersenyum halus.

“ aku suka rumahmu Seung-Gi, indah. Seindah senyum pemiliknya” sahut Chanyeol sembari tersenyum hangat ke arah Seung-Gi.

“ ah, kau bisa saja Yeol” ujar Seung-Gi dengan wajah sedikit memerah.

“ benar kok. Tapi Seung-Gi, apa yang terjadi padamu? Kau terlihat pucat? Kau sakit? “ tanya Chanyeol bertubi-tubi setelah menyadari wajah Seung-Gi yang sedikit pucat.

“ tidak. Aku tidak apa-apa hanya sedikit pusing saja” jawab Seung-Gi.

“ seharusnya kau istirahat Seung-Gi, bukan jalan-jalan seperti ini” nasihat Chanyeol pada Seung-Gi.

“ tiduran hanya akan membuatku bertambah sakit Yeol” sahut Seung-Gi.

“ Seung-Gi-ya, mana kopi appa..” panggil ayah Seung-Gi.

“ ah ya, aku lupa. Mian yeol, aku buatkan appaku kopi dulu ya” pamit Seung-Gi seraya berlalu ke arah dapur.

“ ya, kutunggu di sini” jawab Chanyeol.

Tidak lama kemudian, Seung-Gi pun datang kembali setelah menyerahkan kopi untuk ayahnya sembari membawa segelas kopi untuk Chanyeol, “ Yeol-ssi” panggil Seung-Gi.

“ sudah selesai? “ tanya Chanyeol.

“ ya, kau mau mencoba kopi buatanku? “ tanya Seung-Gi sembari menyodorkan segelas kopi di tangannya yang telah memancarkan wangi yang menggoda.

“ karena kau yang buat, aku coba deh “ ujar Chanyeol sembari meminum kopi yang diberikan Seung-Gi.

“hmm.. enak sekali Seung-Gi. Boleh aku bawa ini pada Xiumin hyung? Aku ingin dia mencicipinya juga” tanya Chanyeol pada Seung-Gi.

“ silahkan” sahut Seung-Gi sembari tersenyum.

Chanyeol pun berjalan ke arah depan dan memberikan kopi yang dipegangnya kepada xiumin, “ hyung, coba deh.. ini enak sekali” ujar Chanyeol sembari memberikan gelas yang berisi kopi kepada xiumin.

“ apa ini? Kopi? “ tanya xiumin sembari mengambil gelas yang diberikan Chanyeol dan meminumnya, “ ya, buatan pemilik toko ini” jawab Chanyeol sembari tersenyum.

“ hmm.. enak sekali. Bahkan jauh lebih enak daripada kopi yang ada di cafeku. Memang siapa pemilik toko ini? “ tanya xiumin kemudian.

“ yang biasa bertemu dan mengobrol denganku ketika mengantarkan pesanan bunga ke SME hyung” jawab Chanyeol.

“ benarkah? Hmm.. “ sahut xiumin sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

“ Seung-Gi pandai sekali membuat kopi” imbuh chanyeol seketika.

“ ya, ayolah. Hyung sudah selesai, ayo kita segera ke cafe” ujar xiumin kemudian.

“baik hyung. Aku kebelakang dulu ya, aku harus mengembalikan gelas ini sekalian pamit” izin Chanyeol pada xiumin.

“ ya, cepatlah. Hyung tunggu di mobil” ujar xiumin sembari berlalu membawa beberapa ikat bunga yang sesuai dengan nuansa cafenya.

“ oke” jawab Chanyeol singkat dan berlalu ke arah belakang.

Chanyeol pun segera pergi ke teras belakang untuk menemui Seung-Gi dan berpamitan, “ Seung-Gi. Enak sekali kopi buatanmu. Gamsahamnida aku pergi dulu ya bersama yang lainnya” pamit Chanyeol pada Seung-Gi sembari menyerahkan gelas kopi tadi.

“ buru-buru sekali.. “ ucap Seung-Gi pelan.

“ hehehe “ Chanyeol hanya tertawa terkekeh.

“ oya, apa kau sibuk malam ini Seung-Gi? “ tanya Chanyeol pada Seung-gi.

“ hmm… sebenarnya tidak, mungkin aku akan istirahat sedikit. Memangnya ada apa? “ tanya Seung-Gi.

“ jika kau ingin melihat Showcase kami, datang saja nanti malam ke kompleks myeongdong jam 7 malam” ujar Chanyeol.

“ aku usahakan Yeol” ujar Seung-Gi.

“ aku tidak memaksa, jika kau tidak enak badan, tidak datang juga tidak apa-apa. Beristirahat saja, kesehatanmu lebih penting” nasihat Chanyeol.

“ ya Yeol, gamsahamnida kau karena kau bisa mengerti” sahut Seung-Gi seraya menundukkan sedikit kepalanya.

“ya, kalau begitu aku pergi dulu” ujar Chanyeol.

“ ya hati-hati, salam untuk yang lainnya ya “ jawab Seung-Gi sembari tersenyum.

“ oke” sahut Chanyeol singkat sembari berlalu pergi.

Seung-Gi ingin sekali pergi menyaksikan Showcase EXO. Apalagi di situ ada pujaannya akhir-akhir ini. Tapi, mengapa ia sakit di saat seperti ini. Seung-Gi merasa tidak ada kesempatan untuknya agar bisa bertemu Suho kali ini. Ia terlihat kesal sekali dan duduk berjongkok menyembunyikan wajahnya yang sudah dialiri airmata dengan kedua tangannya. Ia hanya bisa menangis memikirkan takdir yang menurutnya kejam kali ini.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Namun kedua orang yang di tunggu-tunggu Suho tak kunjung datang. Sementara adiknya sedang tertidur lelap sembari memeluk boneka mickey mouse kesayangannya. Suho pun mondar-mandir tidak karuan sesekali ia melihat-lihat ke arah pintu kamar lalu kemudian menelpon seseorang.

yeoboseyo? Eomma kau di mana? “ tanya suho seketika setelah telponnya di jawab.

“apa? Kalian tidak jadi pergi hari ini? “ tanyanya setengah teriak.

eomma… “ panggil Suho lemah setelah mendengar alasan ibunya dari telpon.

“ joon ada Showcase malam ini, jika joon pergi meninggalkan Hye Rin, maka dia akan sendirian… “ ungkap Suho pada ibunya.

eomma, appa, joon mohon.. joon ingin mimpi joon selama ini menjadi kenyataan” ungkap suho lagi.

eomma, appa mengapa kalian selalu sibuk?! Yeoboseyo? Yeoboseyo? Eomma??!” teriak Suho setelah menyadari telponnya di matikan.

Suho pun membanting ponselnya ke lantai. Ia terlihat kesal sekali. Saking kesalnya, ia hampir meneteskan airmata. Ia tak habis fikir, jika ayah dan ibunya tidak pernah menginginkan anaknya berkarier. Mereka hanya memikirkan kehidupan mereka saja. Tidak pernah mengerti keinginan dan cita-cita anaknya. Ughh.. benar-benar orangtua yang kejam… batinnya mulai beradu. Didalam kekesalannya, ia bahkan tidak menyadari jika adiknya telah terbangun dari tidurnya. Adiknya pun memanggilnya bahkan tidak di dengar oleh Suho. Akhirnya adiknya pun memutuskan untuk menarik-narik lengan Suho, “op..pa?? “ ucap Hyerin terbata-bata.

“ Hyerin??? “ jawab Suho setengah kaget seketika melihat adiknya telah terbangun.

oppa? Ada apa? “ tanya Hyerin pada kakaknya.

“ ti.. tidak ada apa-apa, kau sudah bangun ya? Ada yang sakit? Oppa panggilkan dokter dulu ya, untuk memeriksa keadaanmu.. “ ujar Suho sembari membelai kepala adiknya dengan lembut.

oppa.. apa eomma dan appa tidak kesini? “ tanya Hyerin seketika.

DEGG…

“ mereka kesini Hyerin, tenang saja “ Jawab Suho berbohong pada adiknya sembari tersenyum pahit.

“ kalau begitu, aku akan menunggu” sahut Hyerin.

“ ya, kau istirahat saja. Jangan banyak bergerak. Kau harus cepat sembuh. Banyak orang-orang yang merindukanmu di luar sana. Oppa tidak ingin kau sakit. Oppa tidak kuat melihat kau menderita. Kau harus berjanji pada oppa” ujar Suho serius sembari menggenggam erat kedua tangan adiknya.

“ ya oppa “ jawab Hyerin tersenyum lembut.

Tanpa di sadari oleh Suho, ternyata ayah dan ibunya telah datang diam-diam. Hyerin yang melihat kedua orangtunya datang pun hampir saja berteriak histeris. Tetapi, ibunya segera mengacungkan telunjuknya ke arah bibir mengisyaratkan bahwa Hyerin harus diam sembari melirik Suho. Hyerin pun mengerti dan tersenyum. Ia tahu, bahwa ibunya sedang memberi kakaknya sebuah kejutan karena kakaknya terlihat sedih sekali. Suho merasa sedih yang luar biasa, karena malam ini adalah malam kesuksesan EXO. Tetapi, ia sendiri malah tidak bisa hadir di acara perayaan kesuksesannya itu. Ia merasa tidak pantas menjadi seorang pemimpin untuk teman-temannya. Perlahan airmata kekesalan pun mengalir tumpah di pipinya. Hyerin pun hanya memandang kakaknya dengan penuh kasihan. Suho memikirkan macam-macam tentang orangtuanya. Seakan mengerti dengan situasi Suho, ibunya pun mendekati Suho perlahan dan mengusap lembut punggung anak tercintanya itu.

“ jika kau punya suatu mimpi, ikutilah. Maka suatu saat mimpi itu akan menjadi kenyataan jika kau mencapainya dengan ketekunan nak “ ujar ibu Suho lembut sembari mengusap punggung Suho membuat Suho kaget bukan kepalang.

Suho merasa ia tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat ibu dan ayahnya yang sudah berada di hadapannya, padahal setengah jam yang lalu ibunya berkata bahwa mereka tidak bisa pergi, namun ternyata semuanya adalah sebuah kejutan. Ia tidak tahu, harus seperti apa sekarang. Ia ingin sekali marah pada ayah dan ibunya, namun disisi lain ia sangat kegirangan karena orangtuanya telah datang. Ia bingung sendiri.

eomma?? “ teriak Suho seraya menghambur memeluk ibu dan ayahnya, sementara Hyerin hanya terkekeh kecil melihat reaksi lucu kakaknya.

“ Joon kira kalian tidak datang “ ucap Suho manja di dalam pelukan ibunya.

“ kami sengaja memberimu kejutan Joon. Kami tahu hal yang paling membuatmu bahagia itu adalah kesuksesanmu. Kami mengerti impianmu. Meski awalnya kami tidak setuju. Setelah kau nekat memperjuangkan mimpimu hingga sukses seperti sekarang ini. Kami tidak bisa berkata apa-apa lagi selain tersenyum bangga padamu, Joon “ ucap ibunya sembari tersenyum hangat.

“ terimakasih eomma, appa “ ucap Suho lirih.

Didalam pelukan ibunya, Suho memejamkan matanya. Menikmati dekapan hangat dari sang Ibu yang telah lama ia rindukan. Ibunya memanglah seorang wanita karier. Dan ayahnya adalah seorang pekerja keras. Mereka memang tidak terlalu memperhatikan Suho dan Hyerin. Sehingga terkadang pikiran buruk tentang orangtuanya pun menghiasi benaknya. Meskipun begitu, Suho yakin orangtuanya pasti memiliki rasa Sayang dan Cinta yang luar biasa untuknya dan Hyerin. Seperti yang sedang ia rasakan saat ini. Perlahan senyuman kecil membentuk bulan sabit pun menghias di wajah Suho sembari masih memejamkan matanya.

“ joon. Sudah saatnya kan? Sekarang pergilah. Jangan pernah kecewakan penggemarmu. Orang-orang yang telah mendukungmu sejauh ini. Sampai kau bisa seperti ini. “ ucap ayahnya sembari menepuk halus pundak Suho.

eomma dan appa bagaimana? “ tanya Suho.

“ kami akan menyaksikanmu di TV. Kasihan adikmu sendirian “ jawab ibunya.

“ tidak apa-apa. Hyerin tahu eomma pasti sangat ingin menyaksikan langsung kesuksesan Joon Oppa. Eomma pergilah. Hyerin biar ditemenin sama appa saja” sahut Hyerin sembari tersenyum menatap kakak laki-laki yang sangat disayanginya itu.

“ sungguh tidak apa-apa? “ tanya ibunya seketika mendengar pernyataan Hyerin.

“ ya. Pergilah sayang. Kau harus menyaksikan secara langsung kesuksesan anakmu. Appa dan Hyerin akan mendoakan kelancaran acaranya dari sini” sahut ayah Suho sembari tersenyum menatap Hyerin yang juga sedang tersenyum.

“ baiklah. Kalau begitu kami pergi dulu, appa, Hyerin” ujar ibu Suho sembari mencium kening Hyerin di iringi senyum hangat ayah Suho.

Setelah selesai berpamitan, suhopun bergegas pergi menuju komplex myeongdong bersama ibunya untuk menghadiri showcasenya yang sudah berjalan saat ini. Sepanjang perjalanan, suho nampak begitu gelisah. Ia takut jika para penonton yang telah melihatnya tidak hadir malam ini, lalu tiba-tiba ia muncul di tengah-tengah konser, ia takut penonton akan melemparinya dengan sesuatu. Sejenak ia merenung lalu menggeleng pelan menepis bayangannya yang buruk itu. Ia pun berusaha untuk tenang sembari menikmati perjalanannya.

*****

Seung-Gi nampak bersandar pada ranjang kesayangannya. Ia menatap jam weker kecil berbentuk Rilakkuma berwarna kuning yang terletak di meja sisi tempat tidurnya. Ia terlihat begitu sedih, karena ia tidak bisa menyaksikan Showcase EXO. Ayah Seung-Gi yang melihat anaknya begitu sedih pun merasa iba dan mencoba untuk menghiburnya.

“ Seung-Gi-ya” ujar ayah Seung-Gi sembari menghampiri Seung-Gi dan duduk di atas tempat tidur Seung-Gi.

appa.. “ ucap seung-Gi seketika memeluk ayahnya dan mulai meneteskan airmata.

“ mengapa Seung-gi harus sakit di saat seperti ini appa? “ tanya Seung-Gi dalam pelukan ayahnya.

“ Seung-Gi, Tuhan memberimu sakit itu tandanya Tuhan sayang padamu” ucap ayahnya tersenyum menenangkan Seung-Gi di dalam pelukannya.

“ tapi mengapa harus disaat seperti ini… “ tangis Seung-Gi dalam pelukan ayahnya.

“ mungkin Tuhan hanya tidak ingin kau menyaksikan sesuatu yang tidak pantas untuk kau lihat Seung-Gi” ujar ayahnya.

“ tapi Seung-Gi ingin melihatnya appa… “ sahut Seung-Gi pelan.

“ tapi, kau sakit Seung-Gi.. “ balas ayahnya.

appa, Seung-Gi mohon antarkan.. “ mohon Seung-Gi kepada ayahnya.

“ tapi… “ ucap ayahnya terputus.

appa.. jebal.. “ ujar Seung-Gi terus memohon.

“ ya sudah “ ucap ayahnya memenuhi keinginan Seung-Gi.

Akhirnya ayah Seung-Gi memutuskan untuk mengantar dan menemani Seung-Gi untuk menyaksikan showcase idolanya itu walaupun ia sedikit diliputi rasa khawatir akan kondisi kesehatan Seung-Gi. Setelah seung-Gi siap, ayahnya pun menggandeng tangan Seung-Gi menuju mobil yang biasa dipakainya untuk mengantar pesanan bunga. Malam ini, Seung-Gi mengenakan dress hitam dengan Rompi berwarna pink Fanta di tambah syal pink kesayangannya yang terbalut di lehernya. Tidak lupa ia mengambil satu buket bunga mawar merah yang telah ia siapkan bersama selembar kertas kecil yang telah diselipkannya disana. Buket bunga itu rencana hendak ia berikan kepada Suho nanti. Ia berusaha untuk menyembunyikan rasa sakitnya dengan mecoba tersenyum, ia berharap Tuhan memberinya kekuatan sampai akhir pertunjukkan Showcase.

Merekapun berangkat dengan perlahan ke komplek Myeongdong untuk menyaksikan menyaksikan kesuksesan Suho dan teman-temannya. Sesampainya ditempat acara, ternyata Showcase sudah hampir dimulai. Dengan perlahan ia melangkah maju. Berusaha untuk mendekati panggung yang saat itu penuh sesak dengan penonton. Setelah hampir setengah jam, akhornya iapun sampai kesisi panggung ditemani sang ayah. Ia senang sekali.

*****

Di Backstage, kris dan teman-temannya berkumpul membentuk sebuah lingkaran kecil. Mereka tampak sedikit gelisah. Ada yang selalu menengok ke arah pintu masuk, kalau-kalau Suho Sang Leader datang.

aigo, Suho Hyung belum datang. Lalu bagaimana? Showcase sudah akan dimulai dalam 5 menit ”. keluh Baekhyun yang sedari tadi sedikit gelisah.

“ apa kita duluan saja? Coba hubungi dulu Suho-ssi “ ucap Luhan kepada Baekhyun.

“ Sudah, tapi Handphone-nya tidak aktif “. Jawab Baekhyun sembari memandangi Handphone-nya kalau-kalau ada telpon maupun pesan dari Suho.

aigo.. bagaimana ini ? “. Tanya Chanyeol kepada teman-temannya.

Setelah merundingkan masalah ini cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk tetap menampilkan diri tanpa Suho, Sang Leader. Merekapun memasuki panggung satu-persatu dan memulai pertunjukkan dengan dance pembuka mereka yaitu Dubsteb Intro lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu History. Setelah selesai menyanyikan lagu tersebut, merekapun diwawancarai dan meminta maaf karena mereka terpaksa harus tampil dengan 11 anggota saja. Setelah segmen kedua dalam proses wawancara berlalu, merekapun kembali bersiap-siap untuk menyanyikan lagu mereka yang berjudul Angel. Tanpa mereka duga, ketika Luhan hendak mengambil part bagian Suho, ternyata Suho datang dari arah belakang dan menyanyikan sendiri partnya sembari membawa beberapa ikat bunga. Semua penonton yang tadi sempat sedikit kecewapun akhirnya berteriak histeris, senang dan bahagia.

Semua teman-teman Suhopun memeluknya dan mengucapkan terimakasih di tengah-tengah lagu yang sedang mereka nyanyikan. Sebagai permintaan maafnya, Suhopun melemparkan beberapa ikat bunga yang dibawanya ke arah penonton yang sedang berteriak-teriak histeris. Sementara Seung-Gi, dengan kondisi kesehatan yang kurang fit, berusaha menerobos para penonton yang begitu padat dan sesak. Setelah berjuang cukup lama, akhirnya ia berhasil maju ke depan panggung. Ketika ia berada tepat di depan panggung, saat itulah Suho menyanyikan partnya sembari berjongkok tepat di depan Seung-Gi. Merekapun saling bertemu pandang. Suho sempat sedikit terdiam ketika memandang Seung-Gi yang terlihat sangat manis. Iapun mengeluarkan Handphone dari sakunya dan berfoto mengajak beberapa penonton termasuk Seung-Gi.

Setelah selesai berfoto, Suhopun tersenyum sembari menunduk berterimakasih kepada para penonton. Ketika hendak berdiri, ia menyempatkan diri melirik Seung-Gi lagi. Ia sedikit aneh saat menatap Seung-Gi saat itu. Ia merasa sedikit gemetar pada hatinya. Iapun memegangi dadanya dan mencoba berdiri, namun mike yang dipegangnya terjatuh. Ketika mengambil mikenya yang terjatuh, Suho kembali melirik Seung-Gi yang pada saat itu sedang meneteskan airmata bahagia dan memberikannya satu buket bunga mawar berwarna merah yang didalamnya terselip sebuah kertas kecil berwarna pink. Suho mulai sedikit berpikir aneh, iapun menerima bunga yang diberikan Seung-Gi lalu perlahan berlalu menghampiri teman-temannya. Ia memandangi bunga itu. Ia heran mengapa ia menerima bunga itu. Suhopun mulai berpikir yang macam-macam. Mungkinkah ia mulai tertarik pada Seung-Gi?. Namun ia tak ingin teman-temannya mengetahui hal ini. Ia sedikit gengsi apabila ketahuan mulai tertarik pada Seung-Gi karena ia pantang termakan ucapannya sendiri.

Untuk menghindari kesalahpahaman teman-temannya, Suhopun memberikan bunga dari Seung-Gi kepada Chanyeol sembari berbisik pelan.

“ untukmu “ bisik Suho pada Chanyeol.

“ aku? “ tanya Chanyeol PD. Ia sedikit tersenyum heran dan menerima bunga dari Suho.

Seung-Gi sedikit kecewa ketika melihat bunga yang telah susah payah dilindunginya untuk Suho ternyata malah diberikan begitu saja kepada Chanyeol. Ia sedikit sedih, karena Suho tidak mengerti perjuangannya. Ingin rasanya ia berteriak kepada Suho saat itu juga, jika bunga yang diberikannya itu yang telah dilindunginya dengan susah payah adalah untuk Suho sendiri bukan Chanyeol. Namun, percuma saja. Ia tak dapat berteriak kerena tidak memiliki kekuatan untuk berteriak. Berteriakpun juga percuma. Pasti suaranya kalah dengan teriakan histeris para penonton. Akhirnya Seung-Gi pun memutuskan untuk tetap menyaksikan Showcase hingga selesai. Ingin keluarpun ia tak kuat karena tubuhnya terasa lelah sekali setelah berusaha menerobos padatnya penonton.

Dengan pandangan sayu sembari bahunya digandeng oleh ayahnya, Seung-Gi tampak memperhatikan seseorang selain Suho dan Chanyeol. Seorang pria tampan berkulit putih yang begitu energik saat menari dan selau tersenyum hangat dan hormat kepada penonton. Begitu ramah dan lembut. Dengan rambut sedikit ikal dan berwarna kecoklatan, serta wajah yang penuh senyum dan dihiasi pula dengan sebuah lesung pipi yang terletak di pipi kanannya. Seketika Seung-Gi pun tersontak kaget ketika orang itu mulai mendekat. Ia mencoba memastikan bahwa yang sedang dilihatnya itu adalah Zhang Yixing, kakak yang selama ini sangat ia rindukan.

appa, itu kan??? “ tunjuk Seung-Gi ke arah Zhang Yixing dengan setengah berteriak.

“ ada apa Seung-Gi? “ tabya ayahnya sedikit heran melihat sikap anaknya yang nampak kegirangan.

“ itu.. bukannya dia Yixing oppa, appa.. “ tanyanya memastikan.

“ aih.. yang mana Seung-Gi? Kau mengigau. Ayo kita pulang saja”. Ajak ayahnya sedikit khawatir.

“ benar appa, itu yang memakai jas abu-abu appa, itu Yixing oppa… “ jawab Seung-Gi.

Ayahnya pun segera melihat ke arah yang ditunjuk Seung-Gi. Iapun sedikit kaget karena merasa kagum dan senang melihat anak tirinya yang sedang menunjukkan kesuksesannya itu, “ kau benar Seung-Gi, dia kakakmu.. “ ujar ayah Seung-Gi pada akhirnya.

oppa… “ teriak Seung-Gi seketika.

Ketika Seung-Gi berteriak-teriak memanggil Lay, kakaknya. Konserpun berakhir. Lay tidak mendengar panggilan Seung-Gi karena ributnya suara penonton. Lalu sebagai penutup, ia berkeliling panggung sembari membawa beberapa bunga untuk dilemparkan ke arah penonton dan memberikan hormat. Ketika tiba dihadapan ayah Seung-Gi, Lay pun berhenti. Berhenti tersenyum. Berhenti berjalan. Lalu seketika berjongkok memastikan dan berteriak juga.

appa! Seung-Gi…! “ teriak Lay.

Semua penonton dan teman-temannya pun terdiam mendengar teriakan Lay. Seung-Gi senang sekali. Ia smpai meneteskan airmata karena bahagia dan tak percaya bisa bertemu kakaknya. Saking bahagianya, ia tidak merasakan jika kondisi kesehatannya semakin melemah. Tubuhnya mulai dingin dan kepalanya pusing lalu akhirnya terjatuh pingsan bersandar pada ayahnya. Melihat itu, Lay pun segera terjun meloncati panggung untuk menggendong adiknya.

“ Seung-Gi-ya!!!! “ teriak Lay dan ayah Seung-Gi bersamaan.

“ Seung-Gi-ya! Seung-Gi-ya! Ada apa denganmu?? “ ucap lay setengah berteriak sembari menepuk-nepuk pipi Seung-Gi dan menyibakkan rambut seung-Gi yang panjang yangmenutupi wajah pucatnya.

appa, ada apa? Apa yang terjadi? “ tanya Lay bertubi-tubi pada ayah Seung-Gi.

“ hmm, adikmu sakit, Yixing”. Jawab ayah Seung-Gi singkat.

“ apa????? “ ujar Lay kaget lalu segera membawa Seung-Gi menerobos kerumunan penonton menuju mobi diiringi oleh ayah seung-Gi.

Teman-temannya yangmenyaksikan pun terbengong sejenak di atas panggung melihat sikap Lay. Ketika sedang membawa Seung-Gi berlari, Lay sempat terjatuh sedikit karena panik lalu kembali berlari menuju mobil ayah Seung-Gi. Ia memutuskan untuk membawa Seung-Gi kerumah sakit, karena ia khawatir akan kondisi kesehatan adiknya.

*****

Suho dan kawan-kawannya pun memutuskan untuk meninggalkan panggung dan kembali ke backstage mereka. Semua member nampak mulai berganti pakaian terkecuali Chanyeol. Ia masih berdiri didepan pintu sembari memegang sebotol air, sesekali ia meminumnya. Melihat Chanyeol yang sedikit melamun di depan pintu, membuat Suho sedikit heran dan akhirnya memutuskan untuk menghampiri Chanyeol.

“ ada apa Yeol, mengapa kau tak berganti pakaian? “ tanya Suho sedikit mengagetkan Chanyeol karena menepuk bahu Chanyeol.

“ emhh, hyung. aku bingung.. “ jawab Chanyeol.

“ bingung kenapa? “ tanya Suho sedikit penasaran.

“ Lay Hyung. Sepertinya ia sangat mengenal Seung-Gi. Apa mereka sepasang kekasih? “ tanya Chanyeol.

“ memangnya kenapa? Kau cemburu ya… “ goda Suho sembari tersenyum jahil.

“ bukan begitu Hyung. Aku hanya heran. Sepertinya mereka begitu akrab” ujar Chanyeol.

“ hmmm, ya… tadi malam Lay sempat cerita kepadaku. Kalau ia punya seorang adik perempuan yang tinggal di Seoul sini dan sangat ia rindukan sekali. Mereka sudah setahun tidak pernah bertemu. Hmm, apa mungkin ya Seung-Gi-mu itu adalah adiknya Lay?? “ cerita Suho pada Chanyeol sembari menebak jika Seung-Gi adalah adik Lay.

“ apa Hyung? Adik? “ tanya Chanyeol mengulang pernyataan Suho.

“ mungkin saja sih, tapi tidak tahu sih. Itukan baru tebakanku saja.. “ ujar Suho merasa tidak yakin dengan tebakannya.

“ sebentar. Seung-Gi juga pernah cerita. Kalau dia punya seorang kakak laki-laki keturunan China. Iya, waktu itu dia juga bilang sudah setahun tidak bertemu dengan kakaknya itu. Mungkin saja benar mereka adalah kakak adik” ucap Chanyeol mengingat cerita Seung-Gi tempo hari.

“ seung-Gi memang adiknya Lay. Adik seibu saja” sambung Luhan menghampiri Chanyeol dan Suho yang berdiri tepat di depan pintu masuk.

Hyung? Serius? “ tanya Chanyeol seketika mendengar pernyataan Luhan.

“ ya, aku sangat tahu semua cerita tentang keluarga mereka. Aku inikan teman dekat sekaligus sahabat Lay sejak kecil “ ungkap Luhan.

“ oh begitu. Jika seung-Gi adalah adiknya Lay Hyung, mengapa tidak kita jenguk saja mereka ke rumah sakit. Sekaligus kita menjenguk melihat keadaan adiknya Suho Hyung “ ajak Chanyeol kepada teman-temannya.

“ boleh, kalau begitu kita berangkat sekarang saja. Sebelum malam semakin larut” jawab Suho sembari mengambil tasnya dan berlalu diiringi teman-teman dan Ibunya.

“ iya Hyung “ sahut Chanyeol sembari bergegas berganti pakaian dan menyusuk mereka.

Merekapun pergi ke rumah sakit tempat adik Suho di rawat. Mereka ingin menjenguk Seung-Gi sekaligus melihat kondisi Hyerin. Di sepanjang perjalanan, mereka bercanda ria, terkecuali Suho yang nampak sedikit melamun mengingat kejadian tentang bertemu pandang dengan Seung-Gi. Mengingat itu, jantungnya sedikit berdetak lebih kencang. Membuatnya sedikit tidak tenang dan hanya menghirup dan menghembuskan nafasnya beberapa kali. Setelah ia merasa lebih tenang, iapun bersandar pada kursinya dan mengarahkan pandangan ke luar jendela menyaksikan kerlipan bintang-bintang dilangit dan sinar rembulan yang seakan tersenyum kepadanya. Lalu Suho sedikit tersenyum melihat bulan yang berbentuk seperti sebuah senyuman itu dan memejamkan perlahan matanya.

Di dalam pikirannya, ia seperti melihat Seung-Gi berjalan menerobos para penonton dan memberikannya satu buket bunga mawar merah. Ia sedikit penasaran dengan sosok Seung-Gi yang nampak begitu hebat dan gigih dalam menerobos kerumunan penonton yang begitu padat. Kemudian iapun membuka matanya perlahan dan kembali menatap bulan yang masih seperti senyum itu. Iapun teringat akan buket bunga yang diberikan Seung-Gi dan sempat ia berikan kepada Chanyeol lalu ia ambil kembali. Suhopun mengambil dan memandangi bunga yang cantik itu lalu mengambil sebuah kertas note berwarna pink Fanta yang terselip di antara bunga-bunga itu. Diam-diam ia membuka dan membacanya.

Chukkae Suho-ssi, atas kesuksesanmu. Aku harap kedepannya kau bisa menjadi Leader yang lebih baik untuk EXO. Oppa, satuhal yang selama ini selalu terpendam dalam hatiku sejak pertama aku melihatmu. Aku hanya ingin kau tahu. Aku mencintaimu”. Baca Suho dalam hati.

Ia tersontak kaget saat membaca kalimat yang terakhir. Ia benar-benar tak menyangka. Bahkan iapun tak pernah berpikir bila akhirnya Seung-Gi menyukainya. Karena setahunya, Seung-Gi sangat dekat dan begitu akrab dengan Chanyeol. Sehingga, Suhopun menjadi salah paham. Ia berpikir jika Seung-Gi menyukai Chanyeol. Namun, ternyata ia salah, dan benar kata Chanyeol tempo hari. Seung-Gi menyukainya. Ia tidak tahu harus bagaimana. Antara senang dan tidak ketika mengetahui Seung-Gi menyukainya. Iapun sejenak melirik ke arah Chanyeol lalu kembali berbalik ke luar jendela mengarah pinggiran jalan taman Sungai Han yang begitu dipenuhi dengan lampu-lampu yang menghias indah. Sembari menyaksikan air terjun berwarna warni, iapun berharap agar kelak ia bisa mengajak kekasihnya untuk menyaksikan keindahan Sungai Han berdua.

*****

Tinggalkan komentar